Jumat, 27 November 2009

Udara kotor berpotensi merusak DNA

Menghirup udara yang berpolusi meskipun untuk periode waktu yang sangat singkat dapat menyebabkan beberapa gen mengalami pemrograman ulang. Hal ini akan berdampak pada peningkatan risiko terkena kanker dan penyakit lainnya.

Perbandingan antara sampel DNA darah pekerja pengecoran logam yang terpapar partikel terpisah airbone berkadar tinggi mengungkapkan bahwa setelah tiga hari para pekerja menghirup udara berpolusi tersebut, terjadi perubahan pada empat gen yang berhubungan dengan penyakit tumor, demikian keterangan yang dikutip dari Health Day, Selasa (19/5/2009).

Hasil temuan yang dipresentasikan pada International Conference of the American Thoracic Society di San Diego ini mengindikasikan bahwa faktor lingkungan hanya membutuhkan sedikit waktu untuk menyebabkan kerusakan gen yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit pada manusia.

“Beberapa efek materi partikel terpisah yang mengotori udara di tempat pengecoran logam mirip dengan partikel yang ditemukan pada udara berpolusi di lingkungan umum. Hasil penelitian kami membuka hipotesis baru bagaimana udara kotor mempengaruhi kesehatan manusia,” kata Dr. Andrea Baccarelli dari University of Milan.

Menurut Barcelli, perubahan gen yang terjadi pada para pekerja pengecoran disebabkan oleh DNA methylation, yaitu sebuah proses transformasi kimia yang berhubungan erat dengan pemrograman ulang gen dan sudah pernah ditemukan pada sampel darah dan jaringan tubuh penderita kanker paru-paru.

“Perubahan yang terjadi pada proses DNA methylation bersifat berkebalikan dan beberapa diantaranya dijadikan target untuk pengobatan kanker,” kata Barcelli.

Bacarelli pun menambahkan sangat mungkin untuk mencegah terjadinya pemrograman ulang DNA dengan menekan tingkat polusi udara.


Sumber : disini

Waspadai polusi dalam ruang

SIAPA bilang Anda dijamin telah bebas polusi setelah berada di dalam rumah yang nyaman?

Beginilah nasib menjadi orang modern, terlebih di kota-kota besar. Di luar rumah terpapar polusi, di dalam ruangan seperti rumah pun tak bebas dari polusi. Keduanya pun sama-sama berbahaya. Ruangan yang terasa sejuk-karena berpendingin udara-sebenarnya bisa juga terpolusi dan menjadi sumber penyakit.

Bahkan, studi United State Environmental Protection Agency (US EPA) tentang peluang manusia terpapar polusi malah mengindikasikan bahwa derajat polusi dalam ruang bisa dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi luar ruang. Lembaga EPA tersebut juga menempatkan polusi udara dalam ruang sebagai satu dari lima besar polusi yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat modern.

Selama beberapa dekade terakhir, peluang manusia terpapar polusi udara dalam ruang diyakini meningkat karena bermacam faktor. Misalnya, konstruksi bangunan yang tertutup rapat, penggunaan material sintetis untuk perabot dan bangunan, penggunaan formula kimia untuk berbagai produk perawatan, pestisida dan insektisida, hingga beragam pembersih barang-barang rumah tangga.

“Suatu penelitian pada tahun 1990-an di Indonesia pernah menyebutkan bahwa pencemaran udara yang berasal dari dalam gedung (ruang) berkontribusi sebanyak 17 persen, luar gedung 11 persen, gangguan ventilasi 52 persen, dan sisanya bahan bangunan, mikroorganisme, dan yang belum diketahui penyebabnya,” papar spesialis okupasi, dr Hendrawati Utomo, MS, SpOk, yang juga ahli masalah polusi udara dalam ruang.

Polusi dalam ruang bisa terjadi pada bangunan apa saja, mulai dari rumah, sekolah, kantor, hotel, juga mal.

Beberapa golongan polusi dalam ruang, yaitu fisiologi, kimia, juga mikroorganisme. Penyebab yang digolongkan sebagai polusi fisiologi, misalnya, gangguan ventilasi atau ventilasi yang selalu tertutup, debu, pendingin udara (AC) yang tidak terawat, karpet yang tak terawat, hingga paparan gelombang elektromagnetik dari komputer atau barang-barang elektronik.

Di kantor, di rumah, hingga di dalam lift kerap kali kita mencium bau pewangi. Tak jarang pula baunya begitu menusuk hidung hingga membuat kepala menjadi pening. Tak terkecuali pula pembersih dan pewangi telepon. Tampaknya, ada saja produk yang dibuat untuk mewangikan segala sesuatu. Tak hanya pewangi ruangan dan telepon, ada juga pewangi kamar mandi, pewangi lemari, pewangi mobil, pewangi pakaian. Pewangi-pewangi macam itu ternyata juga penyumbang polusi dalam ruang yang bersifat kimiawi.

“Penggunaan pewangi ruangan salah satu penyebab polusi dalam ruang karena dia memaparkan bermacam bahan yang serba kimiawi. Ada yang bisa menyebabkan alergi, pusing, hingga mual. Selain itu, juga penyemprot nyamuk, rokok, mesin fotokopi yang mengeluarkan ozon (O3), penggunaan berbagai desinfektan, hingga tanaman hidup yang tidak pernah dikeluarkan dari ruangan,” tutur Hendrawati.

Tanaman yang jarang dikeluarkan dari ruangan juga tidak baik karena pada malam hari tanaman mengeluarkan karbondioksida dan mengonsumsi oksigen. Terlebih jika tanaman hias tersebut berada di dalam ruangan kantor yang jarang dibuka ventilasi udara segarnya.

“Selain polusi karena faktor kimiawi dan fisiologis, juga karena faktor mikroorganisme,” tambah Hendrawati. Polusi mikroorganisme yang dimaksud adalah penyebaran bakteri, virus, dan jamur di dalam ruang. Salah satu yang berkontribusi dalam penyebarannya adalah pendingin udara (air conditioner/AC).

PENDINGIN udara diklasifikasikan menjadi pendingin udara lokal dan sentral. Pendingin udara lokal, yaitu pendingin udara seperti yang umum digunakan di rumah- rumah. Adapun pendingin udara sentral adalah pendingin udara yang dikendalikan dari satu tempat tersendiri oleh operator khusus. Biasanya hotel- hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran menggunakan sistem AC sentral.

Kedua macam pendingin udara tersebut berpeluang besar dalam menyebarkan berbagai virus dan bakteri. Jika operator AC sentral lengah sedikit saja merawat cooling tower AC, kemungkinan virus dan bakteri menyebar luas di seluruh ruangan gedung sangat besar.

Kasus yang cukup fenomenal mengenai penyebaran bakteri melalui AC sentral terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat, tahun 1976 saat 34 orang meninggal secara misterius.

Belakangan diketahui penyebabnya adalah terinfeksi bakteri legionella dalam suatu hotel karena sistem cooling tower AC sentral yang kurang baik.

Sejak itu perhatian dunia terhadap bakteri legionella sangat besar, terlebih kasus-kasus serupa di Philadelphia kemudian bermunculan di berbagai negara. Kontributor penyebaran bakteri ini nyaris selalu cooling tower AC.

Penyakit infeksi pernapasan akut yang disebabkan bakteri itu kemudian populer disebut sebagai legionella disease (penyakit legionella). Oleh karena itu, AC sentral sangat membutuhkan perawatan secara cermat. Bakteri legionella sangat umum di lingkungan dan terdapat di mana-mana. Namun, ketika menyebar dalam ruang tertutup melalui AC sentral, efeknya bisa sangat fatal, terlebih bagi orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun.

“Oleh karena itu, saya lebih senang menyekolahkan anak saya di sekolah yang tak ber-AC. Karena di sekolah-sekolah yang masih memakai AC lokal, perawatannya kadang justru terabaikan. Sebab, enggak ada operator khusus AC kan?” ujar Hendrawati.

Keluhan-keluhan yang disinyalir karena paparan polusi dalam ruang sering kali disebut sebagai sick building syndrome. Keluhan umumnya tidak spesifik, seperti, pegal, linu, pusing, migren, kelelahan, kaku otot, dan sebagainya.

“Polusi dalam ruang yang disebabkan berbagai faktor tadi dalam jangka pendek memang hanya menimbulkan keluhan- keluhan semacam itu. Namun, dalam jangka panjang diyakini menjadi penyebab berbagai penyakit yang lebih serius termasuk kanker,” tutur Hendrawati, sambil menambahkan, kanker umumnya muncul 15-20 tahun sejak terpapar penyebabnya.

“Kalau toh kita tidak sampai terkena kanker, namun sel telur atau sperma kita berpeluang membawa bibit kanker. Karena paparan polusi-polusi itu berpotensi mengubah struktur genetik sel telur dan sperma. Bahkan bisa mengubah perilaku manusia di masa depan,” tambah Hendrawati.

Lalu, bagaimana mengantisipasi paparan berbagai polusi dalam ruang tersebut?

Hendrawati memberi saran untuk menghindari penyebabnya. Saran-saran tersebut, misalnya, menghindari berbagai produk desinfektan yang tak perlu di rumah, menghindari berbagai produk pewangi kimiawi meskipun mengklaim beraroma alami, membersihkan AC dan karpet sesering mungkin, termasuk karpet mobil, serta tidak menggunakan berbagai wujud obat nyamuk.

“Yang paling aman ya pakai raket pembunuh nyamuk, yang bertenaga baterai itu. Ngepel lantai juga enggak usah pakai karbol atau pewangi segala. Rumah kita kan bukan sarang kuman. Beda kalau di rumah sakit…,” ujar Hendrawati. (SF)

sumber: Kompas

Kantong Plastik Hitam Bahaya Untuk Bungkus Makanan


Banjarmasin, KP – Warga masyarakat diharapkan untuk lebih mewaspadai akan bahaya kantong plastic hitam yang kerap di pagai para pedagang di Kota Banjarmasin, untuk membungkus makanan kuah, minuman, atau makanan siap saji lainnya, yang bisa menganggu kesehatan.

‘’Untuk itu saya meminta warga mengetahui secara jelas bahaya kantong plastik hitam terhadap kesehatan jika digunakan sebagai kemasan atau pembungkus makanan dan minuman,’’ucap Kepala Dinas Perindag Kota Banjarmasin Drs HM Hamli kepada [[wartawan]}, di Banjarmasin, Kamis (30/7).

Hal itu terpaksa diungkapkan, sehubungan banyaknya kantong plastic hitam yang masih dipakai warga apakah di warung makanan es, kuah soto, maupun pedagang kue pada umumnya, mereka banyak yang menggunakan tempat makanan menggunaan plastic hitam.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin Drs Hamli yang dikonfirmasi {[wartawan}}, usai mengikuti Rapat persiapan 17 Agustus, Kamis (30/7) mengungkapkan, pihaknya telah mendapatkan informasi hal tersebut dari Balai POM, sehingga saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat.

“Setelah kita mendapatkan informasi masalah bahaya akan penggunaan plastic hitam untuk melakukan pembungkusan makanan jenis kuah dari Balai POM, sehingga kita akan melakukan koordinasi,” ujar Hamli.

Ia juga menjelaskannya, kalau jika dilihat dari peruntukkannya seperti penggunaan kantong plastik berwarna hitam tersebut adalah untuk bahan pembungkus untuk mengangkat barang belanjaan, sehingga jika digunakan bukan pada fugsi sebenarnya, maka hal itu tentu saja akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kesehatan.

‘’Plastik hitam kalau digunakan untuk mebungkus bakso atau barang berkuah apalagi panas, maka itu berbahaya sehingga masalah ini perlu terus dilakukan sosialsiasi atau himbauan pada masyarakat,” imbuhnya.

Untuk itu, ujar Hamli, pihaknya terus melakukan sosialisasi akan bahaya penggunaan kantong tersebut, supaya pihaknya mengaku bahwa, hal itu merupakan kewenangan Balai POM, namun untuk pengawasan dan pemantauan dilapangan adalah kewenangan Disperindag.

Lebih, Hamli mengatakan, untuk melakukan pematauan dan sosialisasi langsung kepada para pedagang, pihaknya masih menunggu informasi secara teknis kantong plastik warna hitam yang bagaimana yang berbahaya bagi kesehatan.

‘’Tetapi bila nanti Balai POM mengajak kita untuk melakukan sosialisasi dan pemantauan langsung ke lapangan, maka kita siap untuk melaksanakannya dengan benar mengingat menjaga kesehatan jauh lebih penting,” tegasnya.

Oleh karena itu, ujarnya, kandungan bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalam kantong plastik seperti diumumkan BPOM Pusat dapat menimbulkan penyakit kanker hati, kanker paru, ginjal, dan syaraf. Bahan-bahan yang terkandung dalam plastik meliputi polivinil klorida (PVC), polietilen (PE), dan polipropilen (PP).

Jadi, katanya, kemasan makanan dari plastik yang paling berbahaya adalah PVC yang dibuat dari monomer vinil klorida (vinyl chloride monomer/VCM). Bahan-bahan ini biasanya dipakai untuk membuat botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, air mineral, kantong plastik, sendok, gelas, dan piring.

Salah seorang warga yang mengaku bernama Nurliani yang sehari-hari penjual kue di Kayu Tangi mengaku dirinya masih menggunakan tempat atau wadah berbahan dasar palstik untuk membungkus atau menempatkan makanan dan minuman.

“Selama ini kalau pakai plastik ini lebih mudah, karena tidak gampang pecah dan murah untuk membelikan sehingga sangat disenangani para pembeli,” ungkap sambil mengaku selama ini tak ada larangan atau sosialisasi yang berkelanjutan oleh pihak terkait untuk bisa meminimalisir dampak penggunaan kantong plastik bagi kesehatan

sumber: http://sijaka.wordpress.com/2009/07/30/kantong-plastik-hitam-bahaya-untuk-bungkus-makanan/

Trik Tampil Sempurna saat Presentasi

APAKAH Anda sering dilanda “demam panggung” saat presentasi? Takut tak bisa berbicara atau malah khawatir terlalu banyak bicara? Tenang saja. Ada banyak strategi untuk mengatasinya.

Satu hal yang juga sering dikhawatirkan presenter atau pembawa presentasi ialah takut peserta presentasi bosan dengan materi yang disampaikan. Hal ini memang sering terjadi saat presenter terlalu bersemangat menyampaikan apa yang diketahuinya kepada peserta. Padahal, seharusnya presenter mengubah paradigmanya yang fokus pada diri sendiri menjadi fokus pada pendengar atau peserta presentasi.

Cobalah ubah paradigma “apa yang ingin saya sampaikan” dengan “apa yang dibutuhkan pendengar dan apa yang ingin mereka ketahui”. Dengan memfokuskan diri pada kebutuhan pendengar, presenter bisa sedikit lebih rileks.

Agar bisa lebih fokus saat presentasi. Dana Bristol-Smith, konsultan karier sekaligus pendiri organisasi Speak for Succes, menyarankan agar presenter berpegang pada empat poin. Empat hal tersebut yaitu dengan mengetahui siapa pendengar presentasi, hal apa yang mereka anggap penting, seberapa jauh wawasan mereka tentang topik presentasi yang akan diberikan, dan terakhir, apa yang mereka inginkan atau butuhkan dalam pemaparan presentasi tersebut.

“Cobalah untuk melakukan riset kecil agar bisa mengetahui jawaban dari empat pertanyaan tersebut. Jika presentasi dilakukan dalam rangka training, coba lakukan tes atau bertanya pada seseorang tentang tingkat wawasan peserta tentang topik yang akan dipresentasikan,” sebut Dana, seperti dikutip dari Womensmedia.

Hal lain yang harus diperhatikan saat presentasi ialah, apa tujuan dari presentasi tersebut? Tujuan membuat presenter bisa fokus saat mempresentasikan materinya. Dengan mengatakan pada peserta tujuan dari presentasi tersebut, akan membantu peserta dan presenter untuk memahami setiap materi yang diberikan.

Berikutnya, siapkan struktur materi yang akan disampaikan dengan membuat bagan materi berupa awal, tengah, dan akhir. Dalam ilmu presentasi, hal ini biasa disebut dengan pembuka, isi tubuh, dan penutup. Isi dari bagian pembuka biasanya adalah perkenalan presenter dan mengenalkan topik yang akan disampaikan. Bagian ini juga harus memberikan kilasan informasi tentang apa saja materi yang akan diberikan. Bisa juga dengan menambahkan beberapa data atau kutipan kata dari seorang tokoh yang sesuai dengan topik presentasi untuk mendapatkan perhatian atau ketertarikan dari pendengar.

Di bagian isi, presenter harus memasukkan ide utama dan detail topik presentasi. Sementara di bagian penutup, presenter harus memberikan kesimpulan tentang materi yang sudah disampaikan. Pemberian kesimpulan diperlukan untuk mengingatkan pendengar tentang materi yang sudah diberikan. Jika perlu, tambahkan pula info terkini tentang materi yang sudah dibahas.

Membawakan presentasi

Tentu saja, setelah memahami struktur bagaimana membawakan presentasi, hal yang utama ialah saat menyampaikan presenter tersebut. Terkadang, saat sudah berdiri di depan publik, semua hal yang telah disiapkan bisa hilang seketika.

Untuk mengatasinya, Lee Glickstein, konsultan Speaking Circles International memberikan strategi tiga langkah yang bisa dicoba. Pertama, rasakan bahwa kaki Anda menjejak di tanah. Menurut Lee, hal ini bisa memberikan efek ketenangan bagi presenter. Kedua, bernapas dan pastikan bahwa Anda sadar bernapas. “Saat nervous, kebanyakan orang sering menahan napas, dan hal ini justru akan membuat ia merasa lebih buruk dari sebelumnya,” tutur Lee.

Ketiga, berbicaralah dengan hati. Lee mengingatkan bahwa saat melakukan presentasi, berarti presenter sedang membangun sebuah hubungan dengan pendengarnya. Karena itulah, ia menyarankan agar peserta mau mendengar apa yang dikatakan presenter, preseneter harus bisa memahami pendengar.

“Lihatlah mereka secara personal, individu, bukan sebagai grup. Coba lakukan percakapan dengan salah satu atau beberapa peserta agar suasana lebih cair dan presenter juga lebih santai,” saran Lee.

Tip lainnya yang bisa dilakukan ialah dengan mengurangi kata-kata yang tidak penting seperti gumaman, atau kata-kata lain yang sering diulang-ulang. Sebabnya, mengulangi kata-kata seperti ini akan membuat presenter terlihat kurang persiapan yang ujung-ujungnya akan mengurangi kredibilitas presenter.

Untuk mengurangi atau menghilangkannya, cobalah rekan presentasi Anda dan hitung berapa banyak kata tersebut diulangi. Setelah itu, latihlah agar kata tersebut tak terucap terus saat presentasi.

Selain itu, hati-hati dengan postur dan bahasa tubuh. Berjalanlah dengan langkah yang percaya diri. Perhatikan juga bahasa tubuh Anda. Berdirilah dengan tangan di sisi tubuh Anda, bukan dengan menyilangkan tangan atau memasukkan tangan ke kantong celana. Perhatikan juga gerak tangan Anda agar tidak mengganggu pandangan atau konsentrasi pendengar.

Yang harus diwaspadai ialah jika presentasi dilakukan dengan menggunakan proyektor atau teknologi pendukung lainnya. Bisa saja teknologi tersebut tiba-tiba rusak atau macet di saat Anda benar-benar membutuhkannya. Karena itu, siapkanlah rencana B dengan menggunakan teknologi pengganti atau apa pun yang bisa membuat Anda bisa meneruskan presentasi.

Yang harus diingat ialah, tetaplah tersenyum dan nikmati saat-saat melakukan presentasi. Jadi tetaplah percaya diri dan berbicaralah sesuai wawasan pendengar.
(Koran SI/Koran SI/tty)

Etika Bisnis Internet

Kemudahan serta kebebasan dalam memasarkan bisnis via internet menjadikan bisnis ini banyak di gemari oleh semua orang. Bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja walau tanpa harus bertatap muka membuat para internet marketer seolah-olah bisa melakukan apa saja yang mereka mau.

Siapa sih yang nggak mau beralih profesi dari pebisnis konvensional menjadi pebisnis internet melihat cara kerja yang demikian !

Tapi siapa sangka dibalik kemudahan dan kebebasannya banyak orang menyalahgunakan teknologi yang satu ini. Hal ini terlihat dari banyaknya situs-situs yang melakukan SCAM (penipuan online), pemerasan tanpa disadari, dan semua bentuk kejahatan yang dilakukan didunia maya.

Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah mereka meninggalkan yang namanya ETIKA BISNIS.

Dalam menjalankan bisnis internet, etika merupakan kunci yang harus tetap dijaga walau tidak bertemu orang secara langsung, ini demi menjaga hubungan yang baik antara penjual dan pembeli sehingga internet marketing yang kita lakukan akan berjalan awet tanpa merasa dirugikan antara pihak satu dengan yang lain.

Berikut beberpa point penting etika yang harus dimiliki oleh pebisnis Internet:

# Jujur

Kejujuran merupakan sikap yang harus di punyai oleh setiap pebisnis internet. Siapapun tahu kalu di UU negara dan agama sangat menjunjung tinggi yang namanya kejujuran.

Jujur dalam bisnis internet bisa meliputi apa saja yang disampaikan, seperti pembuatan sales letter yang sesuai dengan konten, sebab selama ini banyak pengaduan-pengaduan yang menyatakan banyaknya penjual ebook yang hanya menjual mimpi setinggi langit tapi konten yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.

Tentu saja ini membuat konsumen kecewa dan berang yang pada akhirnya hanya merugikan penjual ebook itu sendiri karena pembeli yang merasa tertipu tadi bercerita keberbagai forum yang isinya tentu saja menjatuhkan si pemilik produk.

Atau jika sebagai pemasar (affiliate) tidak mengada-ngada ketika merekomendasikan suatu produk yang bisa menjerumuskan orang terhadap info yang di berikan dan lain sebagainya.

Jika sikap jujur ini telah benar-benar dilaksanakan, maka akan tumbuh yang namanya sikap saling percaya dan tentu saja akan menguntungkan semua pihak, bahkan lawanpun menjadi kawan.

# Tanggung Jawab

Sebagai pengelola maupun pemilik jasa suatu layanan, tanggung jawab merupakan sikap yang wajib dimiliki. Karena ini menyangkut kredebilitas kita juga melibatkan kepuasan konsumen.

Semakin kita cepat dan tanggap dalam memberikan respon yang diadukan pelanggan semakin konsumen merasa puas dengan service yang kita berikan.

Jika pelanggan telah puas dengan layanan yang kita berikan, mereka akan berbicara kesana-kemari dan merekomendasikan produk maupun jasa kita, dan pada akhirnya sikap tanggung jawab tersebut akan menguntungkan pada diri kita sendiri sebagai pengelola.

# Sabar

Kadangkala sesuatu yang kita inginkan belum tercapai, kita keburu berbuat tindakan penyelewengan (nekat) yang melanggar aturan. Contoh kecil jika kita mengikuti progam bisnis gratis PPC (pay per click), karena tidak kunjung mendapatkan trafik dan minimnya orang yang mengklik iklan yang kita sediakan, iklan tersebut malah kita klik sendiri.

Selain merugikan orang lain lain juga merugikan diri kita sendiri, karena account akan di banned dan kita sebagai publisher dikeluarkan dari program tersebut

Memang tidak mudah menjadi pebisnis internet, dibutuhkan sikap sabar dan ketekunan dalam menghadapi situasi sesulit apapun, karena apapun bentuk suatu pekerjaan jika tidak dilandasi sikap sabar maka niscaya hasilnya tidak akan memuaskan.

Sebuah kalimat kata yang sangat menarik,

” Kadar kesungguhan seseorang sebanding dengan hasil yang ia dapatkan. Semakin tinggi tingkat usahanya semakin besar hasil yang didapat, sebaliknya semakin rendah usaha seseorang maka hasilnyapun juga akan rendah”

Mungkin cukup 3 point etika bisnis diatas itu dulu, semoga bisa menjadi acuan, silahkan jika anda mau menambahkan.




sumber: disini

10 kota terbaik dalam kualitas lingkungan hidup

Wina, Austria, mendapat predikat sebagai kota terbaik di dunia dalam kualitas hidup. Demikian hasil survei yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan yang berbasis di Sydney Australia. Hasil survei “2009 Worldwide Quality of Living Survey” yang dilakukan Mercer dan dikutip Reuters, Selasa (28/4/2009), menyebutkan kota di Swiss, Zurich berada di posisi kedua. Disusul kota di Swiss lainnya, Jenewa, Vancouver (Kanada), dan Auckland (Selandia Baru).

Tiga kota di Jerman juga masuk dalam sepuluh besar kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia, yaitu Dusseldorf (posisi 6), Munich (7), dan Frankfurt (8). Menyusul posisi sembilan dan sepuluh, yaitu Bern (Swiss) dan Sydney (Australia).

Sementara Amerika Serikat hanya menempatkan tiga kota di jajaran 100 besar, yaitu Honolulu (29), Washington (44), dan New York (49).

“Sebagaimana krisis finansial saat ini, berbagai bangsa berupaya mencari cara untuk mengelaurkan kebijakan pemotongan biaya,” kata Slagin Parakatil, peneliti Mercer dalam pernyataannya.

Singapura, merupakan kota yang memperoleh peringkat terbaik untuk negara Asia, yaitu di posisi 26. Naik enam tingkat dari survei tahun lalu. Singapura dinilai sebagai salah satu kotan finansial penting di dunia, serta menjadi tujuan bisnis dan pendidikan dari negara lain.

Namun dalam katagori infrastruktur, seperti listrik, air bersih, telepon, surat, transportasi umum, aturan lalu lintas, penerbangan internasional, kota itu menempati posisi pertama. Secara infrastruktur Singapura di posisi pertama, disusul Munich, Kopenghagen (Denmark), dan Tsukuba (Jepang).

Sementara Beijing naik tiga peringkat menempati posisi ke-113. Ini dikarenakan peningkatan layanan transportasi umum setelah Olimpiade Agustus tahun lalu.

Pemberian peringkat, didasarkan pada indeks poin 100 indikator, stabilitas politik, sekolah, rekreasi, perumahan, dan lingkungan. Mercer menyurvei 215 kota di dunia.

“Politik, isu keamanan, serta musibah alam, menjadi penentu peningkatan kualitas kehidupan. Kekurangan bahan-bahan kebutuhan juga memengaruhi kecilnya angka kualitas hidup di beberapa kota,” kata Parakatil.

10 kota terbaik di dunia dalam kualitas hidup:

1. Wina (Austria)
2. Zurich (Swiss)
3. Jenewa (Swiss)
4. Vancouver (Kanada)
5. Auckland (Selandia Baru)
6. Dusseldorf (Jerman)
7. Munich (Jerman)
8. Frankfurt (Jerman)
9. Bern (Swiss)
10. Sydney (Australia).


kapan yah Jakarta ini dapat masuk ke golongan diatas yah?? teruskan usaha dalam memperbaiki dan menjaga kualitas di lingkungan

Bisa berkebun di Bulan

Sesuatu hal yang mustahil dilakukan jika bercocok tanam dilakukan di luar angkasa karena kadar udara yang tipis. Namun, peneliti dari Amerika Serikat berhasil mewujudkan itu semua. Adalah perusahaan Paragon Space Development Coorporation yang bekerja sama dengan NASA menciptakan sebuah alat yang dapat membuat tanaman bisa berkembang, meski dalam keadaan udara, air, dan matahari yang sedikit. Alat berbentuk tabung yang disebut dengan Lunar Oasis tersebut, tengah diujicobakan dengan menanam sebuah bunga. Hingga saat ini, bunga yang ditanam dalam sebuah tabung itu, sukses tumbuh dan berkembang. Jika memang mampu mengembangkan dalam jumlah yang sangat besar, para ilmuwan berharap suatu saat astronot dapat menanam sayuran dan buah-buahan segar di bulan, layaknya sedang berada di bumi. “Penelitian ini memakan waktu lama untuk mendapatkan hasil terpadu, yang efisien serta handal,” ungkap Presiden Paragon Jane Poynter. Lunar Oasis baru benar-benar bisa diterbangkan ke antarikasa jika memang sudah sempurna. Dan mereka memperkirakan Lunar Oasis akan terbang ke luar angkasa, paling cepat pada tahun 2012 . (afp/yc)***


waahhh... berarti tahun 2012 kita bisa tour ke bulan, tentunya dengan biaya yang sangat2 besar

Senin, 23 November 2009

SEBANYAK 56 BIRO IKLAN MELAKUKAN PELANGGARAN ETIKA.

Laporan : H.Erry Budianto.

Bandung-Surabayawebs.com

Badan Pengawas Periklanan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) sedikitnya telah menegur 56 perusahaan iklan atas pelanggaran etika selama dua tahun terskhir ini.

Pelanggaran ini berupa penampilan iklan yang superlative, yaitu memunculkan produk sebagai yang terbaik atau termurah. Iklan superlative ini acapkali dibumbui kecenderungan menjatuhkan pesaing di pasaran. “Jika semua bilang baik, termurah, ini akan membingungkan masyarakat dan pelanggan,” ujar Ketua Badan Pengawas PPPI, FX Ridwan Handoyo kepada wartawan, belum lama ini.

Dia mencontohkan iklan pada industri telekomunikasi. Setiap operator telekomunikasi mengaku menawarkan tariff termurah. Bahkan ada iklan yang menyebutkan bahwa produk paling murah meriah. Juga ada iklan produk kesehatan atau kosmetik yang menyebutkan paling efektif. “Tapi semua iklan superlative itu tidak didukung oleh bukti yang kuat. Jadi bisa merugikan masyarakat dan pelanggannya,” tuturnya kemudian.

Surat teguran dilayangkan setelah Badan Pengawas PPPI menemukan dugaan pelanggaran berdasarkan pengaduan masyarakat atau hasil pantauan, Kepada perusahaan periklanan anggota PPPI, Badan pengawas PPPI melakukan peneguran sekaligus meminta keterangan. Sedangkan kepada perusahaan non anggota, surat teguran berupa imbauan agar menjunjung tinggi etika beriklan.

Ridwan menyebutkan dari 149 kasus yang ditangani Badan Pengawas PPPI, tahun 2006 sebanyak 56n kasus dan 93 kasus di tahun 2007. Sebanyak 90 kasus telah dinyatakan melakukan pelanggaran dan 44 kasus lainnya masih dalam penanganan. Dari yang diputus melanggan etika, 39 kasus tak mendapatb respon oleh agensi. Untuk itu BP PPPI menruskannya ke Badan Musyawarah Etika PPPI.

Jumlah perusahaan periklanan yang melakukan pelanggaran cukup banyak itu ada kemungkinan terjadi akibat tidak adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar. Diakuinya, selama ini rambu-rambu periklanan hanya diatur dalam bentuk Etika Periklanan Indonesia. “Mungkin karena belum ada aturan hukum yang jelas, pelanggaran tetap banyak,’ katanya.


sumber: disini

Skandal WorldCom, Akhir Internet AS?

Posted by sp18 under Artikel IT Kejatuhan WorldCom Inc di AS terus mengundang gejolak. Betapa tidak, hampir setengah dari traffic internet di Negeri Paman Sam keluar-masuk "backbone" ISP-nya, bahkan 70 persen dari total e-mail yang dikirmkan dari AS. Semua pihak terbelalak dengan getasnya perusahaan internet negeri Adidaya. Inikah akhir era internet, atau sekadar bagian dari teori seleksi alam?


Sejumlah analis memperkirakan sebuah perusahaan telekomunikasi raksasa akan menghadapi masalah kebangkrutan, kendati CEO WorldCom John Sidgmore Selasa kemarin (2/7) menyatakan dirinya berharap perusahaannya tidak. Tapi wajar saja kekhawatiran itu datang, menyangkut para pelanggan internet WorldCom. "Internetnya sendiri tahan goncangan," ujar Joel Yaffe, analis Giga Information Group. Paling tidak, fobia terhadap kelangsungan bisnis internet di AS tetap terjadi. Pihak Demokrat di Kongres meminta pemerintah untuk melakukan intervensi langsung untuk mencegah kehancuran WorldCom. Perusahaan tersebut diberitakan melakukan penyimpangan pengeluaran senilai 4 miliar dolar. Akibat pengungkapkan skandal tersebut, saham WorldCom ambruk seketika, menyebabkan sejumlah perusahaan sekuritas dan Komisi Bursa Efek menimpakan tuduhan penipuan. Lantas, muncul sejuta pertanyaan dari sejumlah politikus dan investor. WorldCom memang memberi efek domino bagi bisnis internet di AS. UUNet misalnya, adalah anak perusahaan yang menjadi "backbone" internet Amerika, yang memiliki koridor "superhighway" yang menghubungkan lalu-lintas internet antarkota dan benua menuju AS. Sidgmore menyatakan, UUNet menampung lebih dari 50 persen traffic internet AS, termasuk 70 persen dari seluruh e-mail yang dikirim dari AS, serta setengah dari e-mail yang dikirim dunia. Prestasi ini setara dengan KPNQwest di Eropa, yang menangani lebih dari setengah traffic internet di sana. Bahkan ribuan perusahaan di 100 negara saat ini bergantung pada akses internet WorldCom, termasuk Departmen Pertahanan dan Departemen Dalam Negeri AS sendiri. Kenyataan ini membuat kantor Keamanan Negara berani menjamin layanan Worldcom tidak akan terputus. Senator Republiken asal Massachusetts Edward Markey yang menjadi anggota Komite Perdagangan dan Energi Senat (subkomite internet) meminta kepada ketua Komisi Komunikasi Federal Michael Powell untuk mengambil langkah yang dianggap perlu agar tidak terjadi pemutusan layanan. "Pokoknya, tak ada alasan network UUNet akan bermasalah, bahkan dalam kondisi apapun," jamin Sidgmore. Sejumlah pakar memperkirakan pemerintah dan ratusan perusahaan tyerkait tak akan tega membiarkan UUNet mati. "Tak akan da yang rela membiarkannya mati melihat traffic yang begitu besar," tukas analis Yankee Group, Courtney Quinn.


sumber:

Sebuah jendela peluang buat Dell

Penarikan produk tersebut jelas bukanlah yang pertama dan terakhir. Menurut sebuah artikel di Financial Times yang ditulis oleh Nirmalya Kumar dan Nader Tavassoli dari London Business School (17 Agustus 2006), tahun ini saja setidaknya sudah ada ratusan produk yang ditarik dari pasaran dengan berbagai alasan. Beberapa contoh lainnya yang bisa kita lihat adalah penarikan mikroprosesor Pentium oleh Intel di tahun 1994 yang memaksa Intel merogoh kocek sebesar USD 500 juta. Coca Cola kehilangan 21% pendapatan akibat kasus kontaminasi minuman yang terjadi di Eropa tahun 1999. Bridgestone kehilangan separuh keuntungan akibat kasus Ford-Firestone tahun 2001. Kasus susu beracun yang dialami Snow Brand di Jepang menjatuhkan perusahaan tersebut dari posisi penguasa pasar dalam waktu sangat singkat. Di Indonesia, kita tentu masih ingat dengan kasus obat anti-nyamuk HIT. Tingginya kompetisi, yang membuat perusahaan harus berpacu dengan waktu dan memangkas biaya, sering memaksa perusahaan mengeluarkan produk tanpa pemeriksaan lebih jauh. Di sisi lain, konsumen juga semakin berpengetahuan dan dilengkapi dengan koneksi Internet. Berbekal kekuasaan baru tersebut, konsumen dengan senang hati mengobok-obok kesalahan sekecil apa pun yang dilakukan oleh perusahaan. Penarikan produk seperti itu sering memberikan dampak negatif terhadap brand bersangkutan. Riset demi riset membuktikan berita buruk suatu brand akan beredar 3-4 kali lebih cepat dibanding berita baiknya. Namun menurut Kumar dan Tavossoli, product recall semacam itu sebenarnya bisa dilihat juga sebagai peluang. Contoh yang mereka berikan tentu saja kasus penarikan Tylenol oleh J&J. Penarikan produk tersebut dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen di atas segalanya, termasuk keuntungan perusahaan. Dalam jangka panjang, etika semacam itu justru akan menguntungkan perusahaan. Untuk mengubah krisis product recall menjadi peluang, kedua profesor marketing tersebut menawarkan formula 4C, yang terdiri dari candid (berterus terang atas kesalahan yang dilakukan perusahaan), contrite (mengambil tanggung jawab atas kesalahan tersebut), compassionate (menunjukkan empati tulus terhadap para korban), dan committed (berkomitmen penuh untuk menyelesaikan masalah yang timbul). (Hmh… seberapa banyak ‘C’ yang telah dilakukan oleh PT Lapindo Brantas?) Pelajaran kedua dari kasus ini: hampir semua ancaman bisa dijadikan peluang, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Belakangan ini beredar wacana untuk mengganti istilah ‘risk management’ menjadi ‘uncertainty management’ yang mencakup ‘positive‘ dan ‘negative uncertainties’. Pemakaian istilah ‘risk’ sering membatasi para pengambil keputusan untuk berfokus pada hal-hal negatif dan melupakan adanya kesempatan untuk menarik manfaat dari ketidakpastian (padahal kita sekarang hidup dalam jaman yang penuh ketidakpastian). Bagaimana Dell menangani kasus ini dan apa dampak yang ditimbulkan oleh keputusan yang dibuatnya patut kita jadikan pelajaran. Mari kita nantikan perkembangan selanjutnya.


sumber: disni

Langgar Hak Paten, Ericsson Gugat Samsung

Jakarta, Raksasa perangkat jaringan mobile Ericsson melayangkan gugatan terhadap pembuat ponsel Samsung Electronics. Gugatan ini diajukan karena Samsung dituduh telah melanggar hak paten.

"Kami sudah melayangkan gugatan hukum kepada Samsung terkait pelanggaran hak paten di Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Belanda," kata Ase Lindskog, juru bicara Ericsson. Menurut Lindskog, pihaknya telah melakukan negosiasi besar dengan Samsung terkait pembaharuan lisensi. "Kesepakatan mereka dengan kami telah berakhir sejak 31 Desember tahun lalu," ujarnya lagi.

Masalahnya, Samsung masih memakai paten ponsel yang tidak berlisensi lagi. Ketika dikonfirmasi, juru bicara Samsung di Seoul masih enggan mengomentari masalah ini.

Entah iri atau ingin menjatuhkan rival, yang jelas kasus pelanggaran paten dan perlawanan legal lainnya sudah sering bahkan biasa terjadi di sektor teknologi. Bisa jadi karena perusahaan telah menghabiskan banyak dana untuk penelitian dan pengembangan (R&D).

Selain Samsung, Ericsson juga pernah menggugat Qualcomm. Tahun lalu Ericsson pernah mengadu ke Uni Eropa karena Qualcomm dituduh telah 'mencekik' kompetisi di pasar chip ponsel.

Kembali ke gugatan terhadap Samsung. Lindskog mengatakan beberapa paten teknologi yang digugat Ericsson kepada Samsung adalah GSM (Global System for Mobile Communications), GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution).

"Ini adalah tindakan yang patut disayangkan, tetapi kami harus melindungi para pemegang saham dan investor kami karena kami sudah menginvestasikan banyak dana di R&D selama bertahun-tahun," kata Lindskog. Demikian dilansir detikINET dari Reuters, Senin (27/02/2006). (dwn)


sumber: disini

Etika Bisnis atau Manajemen Risiko?

Tatkala krisis subprime mortgage mengguncang Amerika Serikat, riak gelombangnya ikut menerpa pasar keuangan dan perekonomian global. Lantas pertanyaan mengenai etika pun mengemuka. Seperti yang diungkap Kostigen, bisnis subprime mortgage dibangun di atas fondasi etika yang rapuh.

Subprime mortgage sebenarnya disediakan bagi mereka yang sebenarnya tidak layak untuk memeroleh kredit perumahan. Mereka yang meminjam melalui subprime mortgage memiliki catatan kredit yang buruk serta bersedia membayar tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

Namun, karena menjanjikan tingkat pengembalian finansial yang tinggi, maka pemberi pinjaman berlomba-lomba menawarkan pinjamannya, tanpa memerhatikan kesulitan yang mungkin akan dihadapi oleh para debitor pada masa depan.

Akibat krisis subprime mortgage ini, banyak bank serta lembaga penyalur kredit perumahan lainnya mengalami kerugian yang cukup signifikan. Hingga menjelang akhir November 2007, jumlah kerugian yang berhubungan dengan subprime mortgage yang dialami oleh banyak bank telah mencapai lebih dari US$30 miliar.

Banyak perusahaan lain di seluruh dunia juga mengalami jumlah kerugian yang signifikan, bahkan beberapa penyalur kredit perumahan mengalami kebangkrutan. Manajemen puncak juga tak luput dari sasaran, seperti CEO Merrill Lynch dan Citigroup yang dipaksa untuk mengundurkan diri.

Kabar terakhir, akibat dari krisis subprime mortgage, Citigroup dikabarkan akan memecat 45.000 dari 320.000 orang. Ini kedua kalinya bank itu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada April, PHK dilakukan terhadap 17.000 karyawan.

Beberapa tahun terakhir ini subprime mortgage menjadi market niche yang menguntungkan bagi pemberi pinjaman kredit kepemilikan rumah di AS karena menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, dengan prediksi bahwa harga rumah akan terus mengalami kenaikan. Namun, permintaan terhadap perumahan yang menurun secara tiba-tiba mengakibatkan banyak debitor yang mengalami kesulitan dalam melunasi pembayarannya, sebuah risiko yang kemungkinan kurang diperhitungkan oleh para pemberi pinjaman.

Etika bisnis

Pelanggaran terhadap etika bisnis selalu dipicu oleh godaan terhadap keuntungan jangka pendek yang menggiurkan. Pelanggaran terhadap etika acap baru terbukti dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Sejarah telah menunjukkan bahwa ketidakpedulian perusahaan terhadap etika bisnis dapat mengakibatkan kehancuran perusahaan dalam waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan kehancuran perusahaan akibat kesalahan dalam penilaian dan kebijakan bisnis namun tetap memperhatikan etika bisnis.

Akibat buruk dari perilaku yang tidak etis bukan hanya akan menimpa perusahaan itu sendiri namun juga menimpa masyarakat secara umum. Seperti dalam kasus subprime mortgage di atas, kerugian juga menimpa banyak investor di berbagai pasar saham di dunia, akibat berkurangnya nilai aset yang mereka miliki.

Perilaku bisnis yang tidak etis akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Selain melahirkan persepsi yang buruk di mata masyarakat, dampak negatif lainnya adalah menurunnya moral karyawan akibat beban psikologis karena bekerja pada perusahaan yang memiliki citra buruk, terpaksa dikeluarkannya biaya untuk mengatasi citra buruk yang ada, dan ketidakpercayaan publik terhadap segala tindakan yang dilakukan perusahaan di masa depan.

Yang juga perlu mendapat perhatian adalah bahwa setiap sistem etika bisnis harus mengakui adanya keterkaitan antara aktivitas bisnis dan kehidupan di luar bisnis yang akan memengaruhi bukan hanya karyawan, namun juga teman, keluarga, dan masyarakat secara umum.

Keputusan bisnis juga merupakan bagian dari keputusan dalam kehidupan secara keseluruhan yang memiliki dampak melewati batas-batas ruang kerja. Jadi perilaku bisnis yang etis bukan hanya bagian dari norma perusahaan, tetapi juga norma masyarakat secara keseluruhan.

Manajemen risiko

Namun, tidak seperti skandal Enron dan WorldCom, yang jelas-jelas merupakan pelanggaran etika bisnis, kasus subprime mortgage barangkali masih berada di wilayah abu-abu. Benarkah karena pelanggaran etika bisnis atau manajemen risiko yang tidak berjalan dengan semestinya?

Penerapan manajemen risiko yang terintegrasi, akan dapat menangkal terjadinya krisis semacam ini. Berbagai risiko diidentifikasi, diukur, dan dikendalikan di seluruh bagian organisasi. Kemungkinan terjadinya risiko dan akibatnya terhadap bisnis merupakan dua hal mendasar untuk diidentifikasi dan diukur.

Melalui pengelolaan risiko terintegrasi, setiap keputusan strategik yang diambil selalu berdasarkan atas informasi yang valid dan reliable. Dengan demikian keputusan itu diharapkan mampu mengantisipasi secara efektif kejadian di masa depan dan mengurangi ketidakpastian.

Pada galibnya, proses bermula dari analisis secara akurat baik terhadap lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Hasil analisis kemudian ditindaklanjuti dengan identifikasi dan klasifikasi secara jelas, spesifik, dan menyeluruh dari tiap risiko yang ada. Namun, identifikasi saja tidaklah cukup.

Banyak perusahaan dapat melakukan identifikasi risiko dengan baik sehingga tahu benar risiko apa saja yang akan dihadapi dalam aktivitas bisnisnya, tetapi salah dalam melakukan antisipasi.

Pertanyaannya, untuk perusahaan sekelas Citigroup seharusnya sudah memiliki manajemen risiko yang cukup canggih, seberapa besar kemungkinannya mengalami kesalahan antisipasi? Disinilah pertanyaan muncul, adakah masalah etika bisnis di dalamnya?


sumber: disini

MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN

Ditulis oleh Setyanto P. Santosa
Senin, 13 Agustus 2007
(Disampaikan pada acara Seminar Nasional Audit Internal YPIA, Yogyakarta, 12 – 13 April 2006)

.... being ethically literate is not just about giving large sums of money for charity. It is about recognizing and acting on potential ethical
issues before they become legal problem ( Berenheim).

Kalimat pembuka yang disampaikan oleh Ronald E. Berenheim dari New York University (2001) tampaknya sangat relevan dengan topik kita saat ini. Karena semenjak terjadinya kasus Enron (2001) dan Worldcom (2002) perhatian perusahaan-perusahaan besar kelas dunia terhadap upaya melakukan revitalisasi penerapan etika bisnis dalam perusahaan makin berkembang. Hal ini terutama didesak oleh kepentingan para pemegang saham agar Direksi lebih mendasarkan pengelolaan perusahaan pada etika bisnis, karena pemegang saham tidak ingin kehancuran yang terjadi pada Enron dan Worldcom terulang pada perusahaan mereka. Demikian pula stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya pun tidak ingin tertipu dan ditipu oleh pengelola perusahaan. Walaupun sebelumnya telah diperingatkan pula dengan kasus Baring dengan aktornya Nicholas Leeson (1995).



Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.

Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen. Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina tahun (1975), Bank Duta (1990) adalah serupa.

Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, membedakan antara ethics, morality dan law sebagai berikut :

* • Ethics is defined as the consensually accepted standards of behavior for an occupation, trade and profession
* • Morality is the precepts of personal behavior based on religious or philosophical grounds
* • Law refers to formal codes that permit or forbid certain behaviors and may or may not enforce ethics or morality.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita :

1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Dari pengelompokan tersebut Cavanagh (1990) memberikan cara menjawab permasalahan etika dengan merangkum dalam 3 bentuk pertanyaan sederhana yakni :

* • Utility : Does it optimize the satisfactions of all stakeholders ?
* • Rights : Does it respect the rights of the individuals involved ?
* • Justice : Is it consistent with the canons oif justice ?


Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Contoh kasus Enron yang selain menhancurkan dirinya telah pula menghancurkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah dibangun lebih dari 80 tahun, menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika perusahaan tidak dilaksanakan dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan para pengelolanya. Dari pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin waspada dan tidak terpana oleh cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata dari penampilan saja, karena berkilat belum tentu emas.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

* • Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
* • Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
* • Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
* • Akan meningkatkan keunggulan bersaing.


Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :

* • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
* • Memperkuat sistem pengawasan
* • Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

Ketentuan tersebut seharusnya diwajibkan untuk dilaksanakan, minimal oleh para pemegang saham, sebagaimana dilakukan oleh perusahaan yang tercatat di NYSE ( antara lain PT. TELKOM dan PT. INDOSAT) dimana diwajibkan untuk membuat berbagai peraturan perusahaan yang sangat ketat sesuai dengan ketentuan dari Sarbannes Oxley yang diterbitkan dengan maksud untuk mencegah terulangnya kasus Enron dan Worldcom.
Kesemuanya itu adalah dari segi korporasi, bagaimana penerapan untuk individu dalam korporasi tersebut ? Anjuran dari filosuf Immanual Kant yang dikenal dengan Golden Rule bisa sebagai jawabannya, yakni :

* • Treat others as you would like them to treat you
* • An action is morally wrong for a person if that person uses others, merely as means for advancing his own interests.


Apakah untuk masa depan etika perusahaan ini masih diperlukan ? Bennis, Spreitzer dan Cummings (2001) menjawab “ Young leaders place great value on ethics. Ethical behavior was identified as a key characteristic of the leader of the future and was thought to be sorely lacking in current leaders.”
Dan kasus Enron pun merupakan pukulan berat bagi sekolah-sekolah bisnis karena ternyata etika belum masuk dalam kurikulum misalnya di Harvard Business School. Sebelumnya mahasiswa hanya beranggapan bahwa “ethics as being about not getting caught rather than how to do the right thing in the first place”.

Yogyakarta, 13 April 2006



DAFTAR PUSTAKA
1. Bennis Warren, Spreitzer Gretchen M, Cummings Thomas, The Future of Leadership, Jossey-Bass, San Fransisco (2001).
2. Berenheim Ronald, The Enron Ethics Breakdown, The Conference Board Inc., New York (2001).
3. Cavanagh, G.F. , American Business Values, 3rd Edition, Prentice Hall, New Jersey ( 1990).
4. Fusaro Peter C., and Miller Ross M., What Went Wrong at Enron, John Willey & Sons, New Jersey, 2002.
5. Von der Embse and Wagley R.A.., Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, SAM Advanced Management Journal (1994).
6. Zhang Peter G., Baring Bankruptcy and Financial Derivatives, World Scientific, Singapore (1995)




sumber: disini

Etika bisnis... iklan online atau beriklan ?

Gairah bisnis dengan memanfaatkan media online kini semakin meroket. Bisnis dari rumah! Kebanyakan para pebisnis online ini justru dari rumah tangga dan dijalankan secara perseorangan. Perusahaan besar masih berpikir panjang untuk mengubah perilaku konvensional menjadi perilaku online. Harus diakui, tren ini semakin menggembirakan karena ekonomi rumah tangga semakin mendapat banyak alternatif pemasukan.

Salah satu media online yang paling banyak digunakan untuk mengiklankan jasa-jasa lewat internet adalah iklan baris online. Kebutuhan iklan baris online di Indonesia benar-benar seperti jamur yang tumbuh pada musim hujan.

Banyak orang yang membutuhkan sarana iklan gratis dan sebaliknya pula banyak penyelenggara website iklan baris online untuk memfasilitasi iklan baris gratis itu.

Bagi pemasang iklan, iklan baris gratis adalah salah satu alat survival untuk tetap melanjutkan bisnisnya di dunia maya dengan modal minimal. Bagi penyelenggara bisnis iklan baris gratis, kesempatan itu bisa digunakan untuk meningkatkan traffict alias lalu lintas pengunjung.

Makin banyak iklan gratis yang masuk, makin tinggi traffict mereka. Itu berarti, kesempatan untuk mengembangkan iklan yang tidak gratis (misal dengan memasang banner iklan) akan semakin terbuka. Jadi, hubungan antara pemasang iklan dan website penerima iklan memang saling membutuhkan.

Namun, di balik gegap gempita iklan baris itu, ada satu kekhawatiran yang pantas diungkapkan, yaitu tingginya potensi penipuan melalui media iklan. Jika tak mau disebut penipuan, setidaknya banyak fakta iklan-iklan yang ditampilkan lebih ke arah tak memiliki etika bisnis.

Celah psikologis

”Kemarin saya hampir saja ketipu iklan yang mengatakan bisa menarik duit dari ATM tanpa mengurangi saldo kita. Setelah saya cek di berbagai website yang me-review iklan seperti itu, ternyata iklan itu tidak jujur,” kata Ichwan, seorang pemasang iklan dalam curhatnya kepada penulis lewat Yahoo!Messenger.

Penulis tidak akan menilai apakah situs tersebut bohong atau tidak, tetapi jelas dengan cara menyembunyikan ”cara mendapatkan uang” sudah cukup alasan untuk mengatakan ada yang disembunyikan.

Iklan-iklan yang tak memiliki etika selalu menggunakan bahasa-bahasa bombastis, berlebih-lebihan, dan tak sesuai akal sehat. Persoalan di Indonesia adalah tidak semua pengunjung internet sadar bahwa iklan online juga bisa menyesatkan.

Masih banyak pengguna internet awam yang beranggapan internet bisa ”menciptakan keajaiban marketing” tanpa kerja keras. Internet dianggap seolah sebagai sesuatu yang nilainya hi-tech, canggih, melampaui akal sehat konvensional, dan bisa mempercepat kaya seperti cerita-cerita dunia dongeng tentang kesuksesan Google atau Yahoo!.

Celah psikologis ini dimanfaatkan oleh para pengiklan yang memindahkan bisnis konvensional (yang sebagian banyak berbau money game) ke bisnis online. Hanya mengubah cara merekrut orang dari presentasi tatap muka ke email, iklan online atau website, dan mengganti istilah ”downline” dengan istilah ”reseller” sudah banyak yang ”luluh lantak” hatinya dan merasa percaya bahwa ini benar-benar keajaiban internet.

Padahal, yang sering terjadi hanyalah pemanfaatan celah psikologi pengunjung awam yang tak paham soal teknologi internet. ”Cetak uang gratis dari ATM,” begitu salah satu bunyi iklan.

Di iklan baris lain mengatakan, ”Programmer kami telah bekerja menciptakan sistem ini.” Di iklan yang satunya lagi sudah beda kalimatnya, ”Hacker kami telah berhasil menciptakan bla... bla... bla....” Seolah memperkuat bahwa apa yang ditawarkan benar-benar bisa mempercepat kaya.

Beberapa situs lama memilih untuk menggunakan bahasa pemasaran yang lebih sopan dengan mengatakan internet merupakan sarana pemasaran yang andal. Mereka akan memberi contoh-contoh kesuksesan yang pernah diraih seseorang, tapi tak jelas bagaimana cara meraih sukses itu. Apakah menjual sebuah produk ataukah hanya menjual script (program membuat website untuk jualan produk serupa) atau e-book semata?

Esensinya tetap sama, yaitu adanya ketidakjujuran dalam metode mencapai kesuksesan itu karena kebanyakan dari mereka tidak menjual produk konvensional melalui internet, tapi hanya menjual ”rantai korban” yang akan menjadi agen pemasaran ”kecap-kecap” manis itu.

Karena itu, sebelum mempercayai sesuatu itu logis atau tidak dan benar atau bohong, mau tidak mau harus bertanya dulu kepada pelaku yang pernah mencoba. Sayangnya, review berbagai produk online seperti itu masih langka di Indonesia. Akibatnya, korban-korban money game semakin banyak dan mereka akan terus merekrut korban lainnya.

Di antara iming-iming cepat kaya di internet, mudah saja menandainya: mereka sama-sama menggunakan bahasa berlebihan dan tak jelas apa produk yang dijualnya. Mesin pencari merupakan cara yang mudah untuk melacak keberadaan mereka.

Jika misalnya menemukan iklan ”Produk Ajaib Cepat Kaya”, masukkan ke mesin pencari nama produk tersebut untuk mencari tahu respons pengunjung lainnya, contohnya: produk ajaib cepat kaya bohong. Jika pernah ada yang melaporkan produk tersebut bohong, di mesin pencari akan menampilkan pembicaraan soal pro dan kontra produk tersebut.

Tak semuanya sama

Sudah pasti, tak semua iklan online menyesatkan. Banyak yang jujur dan banyak pula yang sukses dengan cara pemasaran lewat berbagai fasilitas iklan gratis. Tak hanya iklan baris gratis, forum-forum di banyak website juga bisa jadi ajang untuk memasarkan produk.

Di www.kaskus.us misalnya forum yang memiliki banyak ragam minat ini sering digunakan untuk jualan. Mulai dari jualan buku, komik, sepeda, sepeda motor, mobil, website, hingga pernak-pernik yang tak terbayangkan sebelumnya.

Forum yang baik akan memberi peringatan kepada pengunjung untuk berhati-hati terhadap kemungkinan penjual yang akan bohong atau curang. Jika ada iklan-iklan aneh yang tak jelas produk yang dijualnya, anggota lain yang nongkrongin forum itu pasti akan teriak dan memberi peringatan kepada pengiklan.

Itulah kekuatan forum atau komunitas dibandingkan dengan iklan baris. Hingga kini sulit menemukan iklan baris gratis yang benar-benar diverifikasi oleh pemilik website atau oleh pengunjung lain.




***



Tips

Tips Pengiklan

1. Jika produk Anda benar-benar ada dan tidak mengandung kebohongan, gunakan bahasa yang logis, tidak berlebihan.

2. Jika Anda punya ”website” atau ”blog” untuk jualan dan ingin mencari ”website” untuk iklan gratis, mudah saja mencarinya, manfaatkan mesin pencari, misalnya Google.com, dengan cara memasukkan kata kunci yang relevan, contohnya: ”iklan baris gratis” atau ”iklan ’website’ gratis”.

3. Makin banyak dan makin sering memasang iklan, makin tinggi posisi ”website” Anda di mata mesin pencari. Di situs tertentu Anda bisa memasang iklan tiap hari untuk menaikkan tingkat keterbacaan iklan. Memasang iklan lebih dari satu kali dalam sehari bisa berpotensi akun Anda dibekukan oleh pemilik ”website”.


Tips Pembaca Iklan

1. Jangan mudah percaya dengan iklan bombastis yang menjanjikan melipatgandakan uang dengan tanpa kerja keras. Ingat: internet itu bukan sulap.

2. Jika ragu-ragu terhadap sebuah produk, coba cek produk tersebut di mesin pencari. Jika produk tersebut sudah lama dikenal, cari tahu ”review” atau ulasan produk tersebut, misalnya dengan mengetikkan: ”nama produk ’review’” di mesin pencari.

3. Jika Anda menemukan sebuah ”website” yang menawarkan produk tertentu yang menjanjikan banyak potensi, Anda bisa memverifikasi ”website” tersebut untuk mengetahui siapa pemiliknya, kapan nama domain ”website” tersebut ada (diorder), dan di mana ”hosting” diletakkan. Domain itu nama ”website”, seperti www.kompas.com, sedangkan hosting itu tempat meletakkan file-file ”website” itu. Untuk memverifikasi kepemilikan ”website” bisa menggunakan ”whois lookup”, seperti www.whois.net atau www.who.is. Jika Anda menganggap ada keganjilan dari data ”whois” itu, tinggalkan saja ”website” seperti itu. Untuk user yang sudah ahli, bisa memanfaatkan berbagai ”tools” yang diberikan gratis di internet untuk melacak lokasi ”hosting” yang bersangkutan.

4. Jika Anda telanjur membeli sebuah produk tertentu. tapi ternyata tertipu atau merasa tak sesuai dengan harapan, tulislah pengalaman Anda di berbagai forum di internet untuk menghindari pembeli lainnya tertipu. Hanya dengan cara itu kita bisa menghukum para pengiklan yang tidak mengindahkan etika.



---
ref: http://www.micronics.info http://www.java-cafe.net http://www.apwkomitel.org

Minggu, 08 November 2009

Etika bisnis: 3 sikap pelayanan yang seharusnya kita berikan

Untuk artikel hari ini,kita masih bicara tentang bab etika bisnis,kita berbicara tentang “bagaimana pelyanan yang seharusnya kita berikan kepada konsumen”.

Menurut survey yang saya lakukan terhadap seluruh client - client saya,saya bertanya kepada mereka:

Apa yang faktor terbesar yang mendorong anda untuk membeli sebuah produk bisnis online?

Dan jawaban mereka yang terbanyak ada di 2 hal:

1. Kualitas produk

2. Pelayanan yang baik dan cepat

Ternyata 2 hal tersebut di atas yang paling banyak dicari oleh kebanyakan konsumen.

Sekarang kita berbicara mengenai PELAYANAN

Bagaimana cara terbaik dalam memberikan pelayanan kepada konsumen?

Yang sudah saya lakukan selama ini adalah:

1. Langsung memberikan respon cepat terhadap email dan sms yang ada

Jangan menunda,jika ada client anda yang membutuhkan bantuan,langsung segera di tangani.Kecuali jika anda tidak sedang dirumah,misalkan sedang berpergian,jika hp anda bisa di gunakan untuk email,anda segera menjawab pesan mereka,bahwa untuk saat ini lagi tidak dirumah,jadi belum bisa memberikan pelayanan yang maksimal.

Sikap anda yang seperti itu akan membuat client merasa sangat dihargai.Dan itu merupakan nilai plus untuk anda dan produk anda.

2. Sering-seringlah menyapa client anda terlebih dahulu

Ini juga merupakan hal yang sering saya lakukan,saya sering menyapa client saya terlebih dahulu,walaupun mungkin hanya sekedar menanyakan kabar,tapi sebenar nya itu bisa berarti lebih buat client.Mereka akan merasa dekat dengan kita.

3. Bersikap lapang dada

Jika anda mendapatkan kritik dari client,walaupun itu adalah kritik yang sangat pedas,terimalah dengan perasaan terbuka,jangan marah-marah,karena jika mereka memberikan kritik kepada kita,berarti masih ada yang kurang terhadap pelayanan dan sistem yang kita lakukan.Segera lakukan perbaikan agar kedepan nya hal seperti itu tidak terjadi lagi.

Saya pernah memberikan kritik kepada salah satu produk bisnis yang saya ikuti,saya ajukan keluhan-keluhan saya,pada awal nya mereka menjawab dengan baik,tapi lama-lama mereka tidak melayani kita lagi,email dari kita pun tidak ada yang di balas.Saya hanya berpikir : “ah orang seperti ini kok bisa ya jadi admin”

Jangan sampai hal tersebut terjadi pada anda,jangan ada konsumen yang berpikir seperti itu kepada anda.

Mungkin itu dulu tips yang saya berikan untuk hari ini.Tips yang sederhana tapi sangat ampuh jika anda benar-benar menerapkan nya,dan mampu meningkatkan penjualan anda sampai 200%


sumber: disini

Budaya korporatif, Etika Bisnis dan Corporate Sosial Responsibilities

Masyarakat kita belum punya Budaya Korporatif

Judul tersebut ada dalam artikel Kompas tanggal 26 Februari 2005 hal.10, yang sebagian artikelnya saya tulis ulang disini:

” Berbeda dengan masyarakat di negara-negara Barat, masyarakat Indonesia hingga saat ini masih belum berbudaya korporatif. Indonesia masih terperangkap oleh tradisi, sehingga tidak mudah untuk melakukan perubahan. Padahal budaya korporatif akan mempengaruhi cara kerja. Demikian dikemukakan oleh ekonom Rhenald Khasali saat memberikan orasi ilmiah berjudul Building Institution’s Character with Strong Culture, dalam rangka peringatan Dies Natalies ke 55 Universitas Indonesia di Jkarta, Kamis 24 Februari 2005.”

Corporatism di Barat sudah berjalan, dan menganggap sebuah institusi berbadan hukum sendiri. Tidak demikian masyarakat kita. Banyak PT di Indonesia yang sebenarnya bukan PT, melainkan warung. Untung ruginya tidak jelas, kata Rhenald.

Menurut Rhenald, suatu organisasi bisa bertahan panjang bukan dibentuk oleh manajemen yang hebat, tidak juga oleh orang-orang yang hebat, ataupun sistem, melainkan dibangun oleh kekuatan nilai-nilai (values). Corporate culture selalu menekankan bottom up, menggali segala sesuatu mulai dari bawah, bukan dari atas ke bawah. Dengan demikian, semua orang harus ditanya apa yang sebenarnya mereka inginkan. Corporate culture itu seperti bongkahan es, yang tampak hanyalah yang di atas berupa simbol-simbol seperti logo, cara berpakaian. Padahal yang harus dibangun adalah yang di bawah, yang tidak kelihatan, yaitu nilai-nilai baru. Manusia itu berkomunikasi secara simbolik, simbol sebagai identitas, Rhenald menambahkan.

Apa yang sebenarnya dimaksud dengan Budaya Kerja Korporasi?

Budaya kerja korporasi adalah keseluruhan kepercayaan (beliefs) dan nilai-nilai (values) yang tumbuh dan berkembang dalam suatu organisasi, menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari seluruh insan organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi.

Budaya kerja dapat di daya gunakan sebagai daya dorong yang efektif dalam mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Budaya kerja yang efektif dapat:

* Menyatukan cara berpikir, berperilaku dan bertindak seluruh insan organisasi/korporasi
* Mempermudah penetapan dan implementasi Visi, Misi dan Strategi dalam korporasi
* Memperkuat kerjasama tim dalam korporasi, menghilangkan friksi-friksi internal yang timbul
* Memperkuat ketahanan dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal.

Dari definisi di atas terlihat betapa budaya kerja memegang peranan penting dalam ketahanan suatu organisasi. Keluarga adalah perusahaan yang terkecil, disitu ada ayah, ibu dan anak-anak. Cara penyelenggaraan rumah tangga yang satu dan yang lain akan berbeda, karena sifat-sifat penghuninya yang berbeda. Tetapi ada beberapa hal yang sama antara keluarga satu dan lainnya, karena ibaratnya hidup dalam satu lingkungan, maka untuk membuat lingkungan aman dan nyaman, ada peraturan-peraturan yang harus dipahami dan dipatuhi oleh anggota lingkungan tersebut. Peraturan ini dibuat oleh orang-orang atau keluarga dilingkungan tersebut, sehingga peraturan tersebut akan ditaati tanpa beban, bahkan anggota lingkungan merasa nyaman karena ada peraturan tersebut, sehingga masing-masing tahu ” apa yang boleh dan yang tidak boleh untuk dilakukan”.

Sekarang bagaimana membentuk budaya kerja korporatif? Di dalam budaya korporatif, peran pemimpin sangat penting, antara lain, sebagai: 1) First Adapter, penerima dan pelaksana pertama dari budaya kerja, 2) Motivator, untuk mendorong insan organisasi/korporasi melaksanakan budaya kerja secara konsisten dan konsekuen, 3) Role Model, teladan bagi insan korporasi terhadap pelaksanaan Budaya Kerja, dan 4) Pencetus dan pengelola strategi, dan program budaya kerja sesuai kebutuhan korporasi.

Dari ulasan di atas, terlihat bahwa pembentukan budaya korporatif yang baik, yang paling menentukan adalah orang-orangnya. Sebaik apapun aturan atau sistem di buat, tanpa ada keinginan dari manusia untuk berubah ke arah yang lebih baik, semuanya menjadi tak berarti.

Etika Bisnis

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut;

* Prinsip otonomi; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
* Prinsip kejujuran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
* Prinsip keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
* Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
* Prinsip integritas moral; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan/orang2nya maupun perusahaannya.

Pertanyaan nya bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis ini agar benar-benar dapat operasional? Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar Visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti Visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan.

Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial dan keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial merupakan suatu nilai yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Keterlibatan sosial perusahaan di masyarakat akan menciptakan suatu citra yang sangat positif. Biaya sosial yang dikeluarkan dianggap sebagai investasi jangka panjang. Kelestarian lingkungan, perbaikan prasarana umum, penyuluhan, pelatihan, dan perbaikan kesehatan lingkungan walaupun memerlukan biaya yang signifikan, namun secara jangka panjang sangat menguntungkan perusahaan, karena kegiatan tersebut menciptakan iklim sosial politik yang kondusif bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

Dapat kita lihat, pada saat libur merayakan Hari Idul Fitri, beberapa perusahaan memberikan fasilitas mudik gratis bagi masyarakat yang terkait langsung dengan perusahaan, contoh; Bank dengan nasabahnya, perusahaan yang memproduksi obat tradisional dengan bakul jamunya dan lain-lain.

Bagi situasi dunia yang semakin global sekarang ini, masing-masing pihak saling tergantung, serta tidak ada lagi perusahaan yang tertutup atau tidak mau melakukan perbaikan-perbaikan untuk kemajuan. Perusahaan yang masih tidak mengindahkan hal-hal semacam ini, cepat atau lambat akan semakin ditinggalkan oleh pelanggannya.


sumber: disini

Etika Bisnis Arsitektur Berbasis Ekologi

Tentu tak dapat dipungkiri bahwa pembangunan real estate yang menjual produk perumahan bertemakan green architecture, dihargai cukup mahal dibandingkan jenis hunian yang tidak memberi label green pada produknya. Konsep green seolah menjadi obat terapi yang mahal di tengah kalutnya isu mengenai global warming.

Tidak salah memang, konsekuensi kecerobohan manusia yang mengabaikan alam memang seharusnya ditebus mahal. Kolektivitas perilaku dosa manusia terhadap alam harus ditanggung bersama. Jikalau dampak negatifnya dicerca sebagai ketidakadilan alam, maka tentu tidak salah jikalau Tuhan membiarkan alam makin beringas mengadili manusia. Mencerca alam dan Pencipta seharusnyalah diganti dengan mengobati alam dan mensyukuri bencana yang terlanjur menimpa.

Setiap bencana dan kesusahan selalu melahirkan peluang emas. Bencana global warming melahirkan emas yang bernama green therapy. Bagi bisnisman arsitektur avant garde, inilah momentum penciptaan new style of architecture yang berawal mula dari pergulatan filolosofis. Bagi para conservationist yang dituduh sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi kapitalis, inilah saatnya menegakkan “ekologi adalah panglima”.

Pada tataran paradigma, memang sangat sulit menyandingkan usaha ekonomi dan usaha ekologi. Hal itu tidak lepas dari perbedaan substansial keduanya, karena yang satu mengandung unsur eksploitasi, sedangkan satunya lagi mengandung unsur pelestarian. Hingga saat ini memang terus dilakukan upaya untuk mencari jalan tengah dari pertentangan dua terminologi di atas, mencari keseimbangan yang tepat di antara keduanya, walau harus disadari bahwa jalan tengah adalah area paling berbahaya karena sifatnya yang rapuh serta beresiko.

Pelaku arsitektur terus melakukan upaya penyeimbangan tersebut. Satu sisi pembangunan perumahan maupun highrise harus terus dilanjutkan, sementara di sisi lain solusi desain untuk mensubtitusi pengubahan alam alami ke alam buatan baru harus diselaraskan dengan greenery. Dilihat dari kacamata keindahan, hal tersebut nampaknya berhasil. Namun ketika diganti dengan kacamata satelit, tentu saja kita akan terpengarah. Bumi yang terbuka telanjang menceritakan keluh kesahnya, “skala mikro usaha mereka memang berhasil, tapi dalam tataran yang lebih luas, kawasan kitaran pembangunan berbasis green architecture ternyata menyimpan kesalahan yang sama, lupa bumi hanya ingat diri sendiri”.

Berbisinis dengan alam memang tidak mudah, alam memiliki perilaku dan pola yang unik. Tidak mungkin seorang perencana hanya berpikir perencanaan temporal kawasan yang akan dibangun, tapi melupakan realitas sekitarnya. Contoh, Arsitektur rumah sakit yang megah dengan landscape hijau yang luas dan system pengolahan limbah yang canggih tidak akan ada gunanya ketika dibangun di atas kawasan urugan tinggi dan kemudian menyebabkan perumahan di sekitarnya berubah sebagai area resapan banjir.

Jikalau demikian haruskah pelaku bisnis arsitektur mengambil sikap apatis? Jawabnya tidak. Karena pembangunan merupakan mandat luhur yang selaras dengan mandat bekerja sebagai perintah surgawi sejak awal penciptaan manusia. Mandat yang seharmoni dengan memelihara bumi yang telah dipercayakan penuh pada kita. Mandat surgawi yang didampingi dengan keadilan hati nurani dan kreativitas akal budi yang tunduk pada kebenaran.


sumber: disini

Menginternalisasi Etika Bisnis Ke Mind Set Karyawan Dan Pimpinan

Saat ini para pemegang saham di perusahaan-perusahaan besar sangat mewajibkan manajemen untuk mensosialisasikan etika bisnis kepada setiap lapisan pimpinan dan karyawan. Setelah mengikuti program internalisasi etika bisnis, para karyawan dan pimpinan juga wajib menandatangani semacam pakta integritas untuk bekerja berdasarkan etika bisnis. Intinya, pihak pemegang saham sangat serius untuk membangun kualitas sumber daya manusia perusahaannya agar mampu berhubungan secara profesional dengan setiap stakeholders.
Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa etika bisnis sudah tidak sekedar teori dan wacana, tapi telah menjangkau kepada program internalisasi ke mind set karyawan dan pimpinan. Jelas, semua ini adalah program lanjutan dari implementasi prinsip-prinsip good corporate governance.
Saya menyerap dari berbagai pembicaraan dan pelatihan good corporate governance yang saya berikan, pemegang saham bersama-sama manajemen perusahaan sangat menginginkan praktik-praktik bisnis yang bersih dan jujur. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan – perusahaan Indonesia sedang menuju kepada praktik-praktik bisnis yang sehat dan penuh tanggung jawab. Semua ini adalah titik terang untuk terciptanya sistem ekonomi Indonesia yang berkredibilitas tinggi. Saya selalu optimis dan percaya bahwa praktik-praktik bisnis di Indonesia akan menjadi contoh terbaik di dunia.
Setiap langkah menginternalisasi etika bisnis kepada sumber daya manusia perusahaan menjadi semacam konfirmasi kuat bagi stakeholders, akan keseriusan perusahaan untuk berbisnis dengan cara-cara yang penuh etika dan tanggung jawab.
Secara pasti niat implementasi good corporate governance di Indonesia ternyata berjalan sangat luar biasa. Bila saya membandingkan situasi ketika saya masih bekerja di tahun 1997 an, di mana saat itu bisnis dijalankan seperti sopir bis yang ngebut di pinggir jurang, maka di hari ini saya melihat ada aturan dan kesantunan untuk menjalankan bisnis secara beretika. Walaupun semua ini masih dalam proses menuju ke cara yang lebih baik. Artinya, semenjak good corporate governance di perkenalkan di Indonesia sekitar tahun 2000 an, hasilnya cukup baik dan good corporate governance saya anggap cukup sukses memberikan banyak hal positif buat dunia korporasi Indonesia.
Sistem dan gagasan untuk menjalankan etika bisnis di perusahaan secara profesional akan menciptakan budaya korporasi yang mendukung keunggulan di dalam kompetisi global. Dan, semua ini akan menciptakan efisiensi dan efektifitas di semua aspek kerja perusahaan.
Semangat pemegang saham untuk menginternalisasikan etika bisnis di semua kalangan pejabat dan pegawai dalam perusahaannya dan juga terhadap para stakeholdersnya akan menjadikan perusahaan semakin kuat, sehat, dan kompetitif. Di samping itu, setiap stakeholders juga harus saling mendukung untuk menjalankan etika bisnis secara profesional.
Pelaksanaan etika bisnis secara total, hanya bisa dilakukan jika ada kesadaran dan kejujuran di antara setiap stakeholders untuk berkomitmen menjalankan praktik-praktik bisnis yang sehat, adil, bermoral dan jujur.



sumber :disini