BAB II
ISI
2.1 Pengertian dasar
2.1.1 Pengertian Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula (Ralp C. Davis)
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan menuruti perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi( mary Follet)
Keputusan adalah pemilihan diantara alternative-alternative. Definisi ini mengandung tiga pengertian :
a.Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan
b.Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
c.Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. (James A.F.Stoner)
Keputusan adalah suatu pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. (Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH)
Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan alternatif dari beberapa alternatif.
2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. (George R. Terry)
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. (S.P. Siagian)
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. (James A.F.Stoner)
Dari pengertian pengertian pengambilan keputusan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
2.1.3 Pengertian teori pengambilan keputusan
Adalah teori-teori atau teknik atau pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pengambilan keputusan
2.2 Fungsi dan Tujuan
Fungsi Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
1.Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah baik secara individual maupun secara kelompok baik secara institusional maupun secara organisasial.
2.Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkutan dengan hal masa depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Tujuan Pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu sebagai berikut:
1.Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut masalah. Artinya bahwa sekali diputuskan tidak ada kaitan dengan masa lalu.
2.Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah. Artinya bahwa keputusan yang dihasilkan memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang tidak bersifat kontradiktif.
2.3 Unsur-Unsur / komponen pengambilan keputusan
Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah maka perlu diketahui unsur-unsur atau komponen dari pengambilan keputusan tersebut. Unsur atau komponen itu adalah sebagai berikut:
1.Tujuan pengambilan keputusan
2.Identifikasi altenatif-alternatif untuk memecahkan masalah
3.Perhitungan memngenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau wilayah jangkauan manusia.
4.Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil.
Berikut ini contoh, yang berupa ilustrasi dari unsur-unsur/komponen-komponen pengambilan keputusan tersebut diatas.
Untuk mengembangkan suatu model pengambilan keputusan yang bersifat umum, kita perlu mengadakan identifikasi dan mengambil kategori dari berbagai unsur yang merupakan bagian dari masalah beserta pemecahannya.
Unsur pertama adalah mengetahui lebih dahulu apa tujuan dari pengambilan keputusan itu, misalnya, jika anda akan membeli mobil baru, maka anda harus mengetahui dulu tujuannya, biasanya yang paling umum adalah tujuan yang bersifat ekonomis.
Unsur kedua adalah mengadakan identifikasi alternatif-alternatif yang akan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu kiranya membuat daftar macam-macam tindakan yang memungkinkan untuk mengadakan pilihan .
Unsur ketiga adalah perhitungan mengenai faktor-faktor diluar jangkauan manusia. Keberhasilan setiap alternatif keputusan dikaitkan dengan tujuan yang dikehendaki, ini sangat tergantung pada keadaan yang mungkin ada diluar jangkauan manusia atau uncontrolable events. Yang dimaksud diluar jangkauan manusia adalah peristiwa yang dapat dibayangkan sebelumnya, namun manusia tidak sanggup atau kurang berdaya untuk mengatasinya. Keputusan untuk membeli mobil baru perlu dikaitkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, misalnya biaya pembelian bensin, karena hal itu akan berpengaruh terhadap penghematan bagi pemakai kendaraan tersebut. Untuk ini, anda dapat mengidentifikasi kemungkinan harga bensin nantinya akan naik sebagai peristiwa diluar jangakauan manusia.
Unsur ke empat adalah adanya sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari pengambilan keputusan itu. Selanjutnya alternatif keputusan dan peristiwa diluar jangkauan manusia itu perlu di rinci dengan menggunakan sarana atau alat untuk mengukur yang akan diperoleh atau pengeluaran yang perlu dilakukan dari kombinasi alternatif keputusan dan peristiwa diluar jangkauan manusia. Jadi , misalkan apabila kita memiliki tiga alternatif dan empat peristiwa diluar jangkauan manusia, maka kita perlu menetapkan dua belas hasil dimana setiap alternatif dapat menghasilkan satu hasil yang dikaitkan dengan empat kemungkinan peristiwa diluar jangkauan manusia.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi
Dalam pengambilan keputusan, ada beberapa faktor atau hal yang mempengaruhinya, antara lain sebagai berikut:
1.Posisi atau kedudukan
Dapat dilihat dalam hal berikut:
Letak posisi, dalam hal ini apakah ia sebagai pembuat keputusan, penentu keputusan atau staf.
Tingkatan posisi, dalam hal ini apakah sebagai strategy policy peraturasn, organisasional, operasional, teknis.
2.Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah itu tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
Masalah dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:
Masalah terstruktur yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah di identifikasi.
Masalah tidak terstruktur (illstructure) yaitu masalah yang masih baru tidak biasa, informasinya tidak lengkap.
Sebagai pembagian masalah tersebut diatas, masalah dapat pula dibagi menjadi sebagai berikut:
Masalah rutinitas yaitu masalah yang sudah tetap dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah incidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak sering dijumpai sehari-hari.
3.Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor –faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaannya.
Faktor-faktor yang tidak konstan (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
Diantara variabel-variabel ini, ada yang dapat diperhitungkan bahkan dapat dikendalikan, namun ada pula sama sekali diluar jangkauan manusia.
4.Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumberdaya-sumberdaya.
5.Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.
Pendapat lain yang mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :
1.Keadaan intern organisasi
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada didalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.
2.Keadaan extern organisasi
Keadaan extern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan extern organisasi antara lain meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya. Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi ekonomi, jika keputusan tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan. Keputusan yang diambil jika ada kaitannya, baik langsung maupun tidak langsung dengan bidang politik jangan sekali-kali bertentangan dengan pola kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau penguasa. Jika keputusan yang diambil ada kaitannya dengan budaya, sebaiknya memperhatikan keadaan budaya setempat dan sebagainya.
3.Tersedianya informasi yang diperlukan
Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperlukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik.
Sifat-sifat informasi itu antara lain sebagai berikut :
Akurat, artinya informasi harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Up to date, artinya informasi tersebut harus tepat waktu.
Komprehensif, artinya informasi harus dapat mewakili.
Relevan, artinya informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang akan diselesaikan.
Memiliki kesalahan baku kecil, artinya informasi itu memiliki tingkat kesalahan yang kecil.
4.Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan meliputi : penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil. Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka keputusan yang diambil juga akan kurang. Demikian pula sebaliknya.
Menurut George R.Terry, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1.Hal-hal yang berwujud dan tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional.
2.Tujuan organisasi
Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan sebagai bahan dalam pencapaian tujuan dari organisasi.
3.Orientasi
Keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada diri pribadi, tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan organisasi.
4.Alternatif-alternatif tandingan
Jarang sekali ada satu pilihan yang benar-benar memuaskan, karenanya harus dibuat alternatif-alternatif tandingan.
5.Tindakan
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, karenanya harus diubah menjadi tindakan fisik.
6.Waktu
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan proses yang lebih lama.
7.Kepraktisan
Dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil keputusan yang praktis untuk memperoleh hasil yang optimal (lebih baik).
8.Kelembagaan
Setiap keputusan yang diambil harus dilembagakan, agar dapat diketahui tingkat kebenarannya.
9.Kegiatan berikutnya
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian mata rantai kegiatan berikutnya.
Menurut John D. Miller, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh pemimpin adalah sebagai berikut :
1.Pria dan wanita
Pria bersifat lebih tegas dan cepat dalam mengambil keputusan dan wanita umumnya lebih lambat.
2.Peranan Pengambilan Keputusan
Mencakup kemampuan mengumpulkan informasi, menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan menggunakan konsep yang cukup luas tentang prilaku manusia secara fisik untuk memperkirakan perkembangan hari depan yang lebih baik.
3.Keterbatasan Kemampuan
Adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan dibidang manajemen, yang bersifat institusional ataupun bersifat pribadi.
2.5 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut;
A.Berdasarkan programnya, di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1.Pengambilan Keputusan Terprogram
Pengambilan keputusan yang bersifat rutinitas, dan cara menanganinya telah ditentukan.
Pengambilan keputusan terprogram digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur melalui hal berikut:
Prosedur, yaitu rangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikutioleh pengambil keputusan.
Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusan.
Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan.
2.Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram
Pengambilankeputusan yang tidak rutinitas dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan yang khusus.
Pengambilan keputusan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
B.Berdasarkan lingkungannya, dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
1.Pengambilan keputusan dalam Kondisi Pasti
Pengambilan keputusan dimana berlangsung hal sebagai berikut:
Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/hasil. Artinya hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti. Keputusan yang diambil didukung informasi yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat atau eksak hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.
Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa datang.
Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi.
Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang bersifat determistik
Teknik penyelesaiannya pemecahan biasanya menggunakan antara lain teknik program linear, model transportasi, penugasan dan antrian.
2.Pengambilan Keputusan dalam Kondisi berisiko
Adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal sebagai berikut:
Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
3.Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi ini terjadi jika:
Tidak diketahui sama sekali hal jumlha kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu.
Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
Hal yang diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
Tingkat ketidakpastian keputusan macam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara yaitu:
Mencari informasi lebih banyak,
Melalui riset atau penelitian,
Penggunaan probabilitas subyektif
Teknik Pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode (Kriteria), yaitu antara lain metode maximin, maximax,metode laplace, metode minimax regret dan dibantu dengan tabel hasil (Pay Off Table).
4.Pengambilan Keputusan dalam kondisi Konflik
Pengambilan keputusan ini terjadi jika:
Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan.
Pengambilan keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan ersebut.
Di sini pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.
Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.
2.6 Contoh Kasus
Pengambilan Keputusan Terprogram
Seorang manajer pembelian menerima permintaan dari bagian akuntansi berupa 10 lemari arsip (masalah rutinitas terstruktur). Dalam hal ini telah ada prosedur pengadaan untuk memenuhi permintaan tersebut. Selain itu, terdapat urutan bahwa nilai pembelian di atas Rp. 15 diperlukan tender, kriterianya tidak menyangkut harga saja, tetapi diberikan kebijakan bagi pemasok lemari arsip tersebut dengan dukungan pelayanan yang baik.
Pengambilan Keputusan tidak Terprogram
Startegi pemasaran untuk produk baru, sebagaimana yang dialami oleh IBM pada awal 1980-an untuk pertama kalinya memasarkan secara massal personel computer (PC) yang murah, meskipun perusahaan ini telah lama mempunyai pengalaman memasarkan komputer mahal.
2.7 Pengertian Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.
2.7.1 Proses Pengambilan Keputusan
Secara garis besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
A.Penentuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana masalah harus didefinisikan dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dana bukan masalah (misalnya issu) menjadi jelas.
B.Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap di mana masalah yang sudah ada atau sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-langkah yang diamnbil adalah sebagai berikut :
1.Identifikasikan alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.
2.Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature)
3.Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table)
4.Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.
C.Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti dan konflik.
Berikut ini diberikan beberapa pandangan/pendapat mengenai proses pengambilan keputusan sebagai bahan perbandingan dari pandangan/pendapat di atas.
Menurut Herbert A. Simon
Proses pengambilan keputusan terdiri atas 3 fase keputusan, yaitu sebagai berikut :
1.Fase Intelegensia
Merupakan fase penelusuran informasi untuk keadaan yang memungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan. Jadi merupakan pengamatan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi diperoleh, diproses dan diuji untuk mencari bukti-bukti yang dapat diidentifikasikan, baik yang permasalahan pokok peluang untuk memecahkannya.
2.Fase Desain
Merupakan fase pencarian/penemuan, pengembangan serta analisis kemungkinan suatu tindakan. Jadi merupakan kegiatan perancangan dalam pengambilan keputusan. Fase ini terdiri atas sebagai berikut :
Identifikasi masalah
Merupakan langkah pencarian perbedaan antara situasi yang terjadi dengan situasi yang ingin dicapai.
Formulasi masalah
Merupakan langkah di mana masalah dipertajam sehingga kegiatan desain dan pengembangan sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya. Cara yang dilakukan dalam formulasi permasalahan adalah sebagai berikut :
a)Menetukan batasan-batasan permasalahan.
b)Menguji perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan permasalahan dapt dipecahkan.
c)Merinci masalah pokok ke dalam sub-sub masalah.
3.Fase Pemilihan
Merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan yang dilakukan dari alternatif-alternatif tersebut. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan dan dilaksanakan. Jadi merupakan kegiatan memilih tinfakan atau alternatif tertentu dari bermacam-macam kemungkinan yang dapat ditempuh.
Menurut Richard I. Levin, dkk
Proses pengambilan keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.Observasi
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konpresi, observasi dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
2.Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan, penentuan tujuan dana penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
3.Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan antar model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telash ditetapkan.
4.Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dana eksternal, kenyataan, pendapat seta data bank computer yang dapat menjadi (output proses) input yang memadai untuk mengerjakan dan mengetes model yang digunakan.
5.Perumusan dan Pengetesan yang Dapat Dipertanggungjawabkan
Tahap ini dapat berupa pengetesan, batasan dan pembuktian yang dapat menjadi (output proses) pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6.Penerapan Pemecahan
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) pembahasana perilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen serta penjelasan yang dapat menjadi model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
Menurut Sir Francis Bacon
Proses pengambilan keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.Merumuskan/mendefinisikan masalah
Merupakan suatu usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya.
2.Pengumpulan Informasi yang Relevan
Merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.
3.Mencari Alternatif Tindakan
Merupakan pencarian kemungkinan yang dapat tempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada.
4.Analisis Alternatif
Merupakan penganalisisan setiap alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5.memilih alternatif terbaik
Pemilihan alternatif terbaik dilakukan atas kriteria tertentu dan skala prioritas tertentu.
6.melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil
Merupakan tahap melaksanakan/mengambil tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang berguna untuk memperbaikki keputusan atau merubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo
proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1.Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam organisasi dan bertanggung jawab sebagai pimpinan oragnisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam oragnisasi tersebut timbul suatu masalah.
2.Masalah yang dihadapi terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah itu memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitas.
3.Setelah menelaah, juga harus dianalisis siatuasi yang mepengaruhi organisasi dan masalahnya.
4.Menelaah keputusan yang harus dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk kemudian dipilih satu diantara alternatif-laternatif tersebut yang dianggap paling tepat.
5.Setelah keputusan diambil, maka keputusan itu kemudian dilaksanakan. Keberhasilan pelaksaan keputusan itu akan saling terpengaruh dari jiwa kepemimpinan dan manajemen dari pimpinan yang bersangkutan.
2.8 Contoh Kasus
Contoh proses pengambilan keputusan :
a.Penemuan Masalah
“Pemenuhan kenaikkan permintaan kaset rekaman oleh industry rekaman PT Indah Musik”.
b.Pemecahan Masalah
1.Identifikasi alternatif keputusan yang tersedia sebagai bahan pertimbangan. Alternatif keputusan ini dapat berupa sebagai berikut :
Memperluas pabrik yang ada.
Membangun pabrik baru.
Mensub-kontrakkan produksi dan bahan ke perusahaan industri rekaman lainnya.
2.Identifikasi peristiwa-peristiwa mendatang (state of nature) yang mungkin terjadi , seperti sebagai berikut :
Permintaan tinggi
Permintaan sedang.
Permintaan rendah.
Tidak ada permintaan (gagal).
3.Membuat tabel hasil (pay off table)
Permintaan
Alternatif
PPL
BPB
Sub-Kontrak
Tinggi
Rp. 500.000,-
Rp. 700.000,-
Rp. 300.000,-
Sedang
Rp. 250.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 150.000,-
Rendah
Rp. -250.000,-
Rp. -40.000,-
Rp. -100.000,-
Gagal
Rp. -450.000,-
Rp. -800.000,-
Rp. -150.000,-
Catatan :
PPL = Perluasan pabrik lama
BPB = Bangunan pabrik baru
4.memilih menggunakan model sesuai dengan kondisi lingkungannya.
c.Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil berdasarkan keadaan kondisi/lingkungannya, yaitu sebagai berikut :
a. kondisi pasti.
b. kondisi beresiko.
c. kondisi tidak pasti.
d. kondisi konflik.