Senin, 22 Februari 2010

Indonesia menjadi bidikan global perbankan syariah

MANAMA–-Negara-negara Islam di Asia Tengah dan Indonesia dinilai sebagai wilayah pertumbuhan industri perbankan syariah global selanjutnya. Kedua wilayah tersebut dilihat sebagai pasar potensial setelah pasar Barat dan wilayah Teluk Arab kehilangan kepercayaan pasar.

“Selama beberapa tahun wilayah itu dilihat sebagai area yang potensial,” kata Pimpinan Strategis M&A Unicorn Investment Bank, Frederick Stonehouse. Bank-bank asal Teluk melihat wilayah Asia Tenggara sebagai wilayah terpenting untuk ekspansi. Al Baraka Banking Group pun sedang dalam pembicaraan untuk membeli sebuah bank di Indonesia dan Unicorn Investment Bank telah menyatakan minatnya membeli saham Dubai Group di Bank Islam Malaysia.

Stonehouse menuturkan Indonesia dinilai atraktif karena memiliki populasi Muslim yang besar. “Kami ingin masuk pasar baru seperti Indonesia. Melihat skala potensinya Indonesia adalah tempat dimana Anda pasti ingin masuki,” ujar Stonehouse.

Kendati demikian, sejumlah bankir mengatakan Indonesia masih memiliki sejumlah kendala untuk menarik investor asing dan memastikan stabilitas di peraturannya. “Jika pemerintah Indonesia memiliki keinginan kuat sangat kuat untuk menarik investasi asing, maka hal itu akan sangat luar biasa,” kata Pimpinan Perbankan Syariah Credit Agricole Corporate Investment Banking, Simon Eedle. Ia pun melihat wilayah Afrika Utara, terutama Mesir dan Maroko sebagai pasar potensial selanjutnya.

Sementara itu, wilayah lainnya yang dilihat sebagai alternatif pasar perbankan syariah adalah negara-negara eks Soviet yang memiliki populasi muslim. Beberapa bank di Teluk pun mulai melihat wilayah tersebut sebagai opsi setelah melihat regulator memiliki tekad untuk mengembangkan industri perbankan syariah. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) menyatakan bahwa Rusia mempertimbangkan mengadopsi standar keuangan syariah.

Di berbagai negara termasuk negara minoritas Muslim seperti Prancis dan Inggris dan Jerman kini juga telah mengembangkan industri perbankan syariah. Namun menurut sejumlah bankir, tanpa adanya peraturan yang jelas untuk mendukung pasar maka akan membutuhkan waktu lama untuk penetrasi. Sejumlah bank syariah di Inggris dilihat sebagai turunan dari bank di wilayah Teluk karena memfokuskan bisnisnya pada real estate.


sumber: Republika

0 komentar: