Gairah bisnis dengan memanfaatkan media online kini semakin meroket. Bisnis dari rumah! Kebanyakan para pebisnis online ini justru dari rumah tangga dan dijalankan secara perseorangan. Perusahaan besar masih berpikir panjang untuk mengubah perilaku konvensional menjadi perilaku online. Harus diakui, tren ini semakin menggembirakan karena ekonomi rumah tangga semakin mendapat banyak alternatif pemasukan.
Salah satu media online yang paling banyak digunakan untuk mengiklankan jasa-jasa lewat internet adalah iklan baris online. Kebutuhan iklan baris online di Indonesia benar-benar seperti jamur yang tumbuh pada musim hujan.
Banyak orang yang membutuhkan sarana iklan gratis dan sebaliknya pula banyak penyelenggara website iklan baris online untuk memfasilitasi iklan baris gratis itu.
Bagi pemasang iklan, iklan baris gratis adalah salah satu alat survival untuk tetap melanjutkan bisnisnya di dunia maya dengan modal minimal. Bagi penyelenggara bisnis iklan baris gratis, kesempatan itu bisa digunakan untuk meningkatkan traffict alias lalu lintas pengunjung.
Makin banyak iklan gratis yang masuk, makin tinggi traffict mereka. Itu berarti, kesempatan untuk mengembangkan iklan yang tidak gratis (misal dengan memasang banner iklan) akan semakin terbuka. Jadi, hubungan antara pemasang iklan dan website penerima iklan memang saling membutuhkan.
Namun, di balik gegap gempita iklan baris itu, ada satu kekhawatiran yang pantas diungkapkan, yaitu tingginya potensi penipuan melalui media iklan. Jika tak mau disebut penipuan, setidaknya banyak fakta iklan-iklan yang ditampilkan lebih ke arah tak memiliki etika bisnis.
Celah psikologis
”Kemarin saya hampir saja ketipu iklan yang mengatakan bisa menarik duit dari ATM tanpa mengurangi saldo kita. Setelah saya cek di berbagai website yang me-review iklan seperti itu, ternyata iklan itu tidak jujur,” kata Ichwan, seorang pemasang iklan dalam curhatnya kepada penulis lewat Yahoo!Messenger.
Penulis tidak akan menilai apakah situs tersebut bohong atau tidak, tetapi jelas dengan cara menyembunyikan ”cara mendapatkan uang” sudah cukup alasan untuk mengatakan ada yang disembunyikan.
Iklan-iklan yang tak memiliki etika selalu menggunakan bahasa-bahasa bombastis, berlebih-lebihan, dan tak sesuai akal sehat. Persoalan di Indonesia adalah tidak semua pengunjung internet sadar bahwa iklan online juga bisa menyesatkan.
Masih banyak pengguna internet awam yang beranggapan internet bisa ”menciptakan keajaiban marketing” tanpa kerja keras. Internet dianggap seolah sebagai sesuatu yang nilainya hi-tech, canggih, melampaui akal sehat konvensional, dan bisa mempercepat kaya seperti cerita-cerita dunia dongeng tentang kesuksesan Google atau Yahoo!.
Celah psikologis ini dimanfaatkan oleh para pengiklan yang memindahkan bisnis konvensional (yang sebagian banyak berbau money game) ke bisnis online. Hanya mengubah cara merekrut orang dari presentasi tatap muka ke email, iklan online atau website, dan mengganti istilah ”downline” dengan istilah ”reseller” sudah banyak yang ”luluh lantak” hatinya dan merasa percaya bahwa ini benar-benar keajaiban internet.
Padahal, yang sering terjadi hanyalah pemanfaatan celah psikologi pengunjung awam yang tak paham soal teknologi internet. ”Cetak uang gratis dari ATM,” begitu salah satu bunyi iklan.
Di iklan baris lain mengatakan, ”Programmer kami telah bekerja menciptakan sistem ini.” Di iklan yang satunya lagi sudah beda kalimatnya, ”Hacker kami telah berhasil menciptakan bla... bla... bla....” Seolah memperkuat bahwa apa yang ditawarkan benar-benar bisa mempercepat kaya.
Beberapa situs lama memilih untuk menggunakan bahasa pemasaran yang lebih sopan dengan mengatakan internet merupakan sarana pemasaran yang andal. Mereka akan memberi contoh-contoh kesuksesan yang pernah diraih seseorang, tapi tak jelas bagaimana cara meraih sukses itu. Apakah menjual sebuah produk ataukah hanya menjual script (program membuat website untuk jualan produk serupa) atau e-book semata?
Esensinya tetap sama, yaitu adanya ketidakjujuran dalam metode mencapai kesuksesan itu karena kebanyakan dari mereka tidak menjual produk konvensional melalui internet, tapi hanya menjual ”rantai korban” yang akan menjadi agen pemasaran ”kecap-kecap” manis itu.
Karena itu, sebelum mempercayai sesuatu itu logis atau tidak dan benar atau bohong, mau tidak mau harus bertanya dulu kepada pelaku yang pernah mencoba. Sayangnya, review berbagai produk online seperti itu masih langka di Indonesia. Akibatnya, korban-korban money game semakin banyak dan mereka akan terus merekrut korban lainnya.
Di antara iming-iming cepat kaya di internet, mudah saja menandainya: mereka sama-sama menggunakan bahasa berlebihan dan tak jelas apa produk yang dijualnya. Mesin pencari merupakan cara yang mudah untuk melacak keberadaan mereka.
Jika misalnya menemukan iklan ”Produk Ajaib Cepat Kaya”, masukkan ke mesin pencari nama produk tersebut untuk mencari tahu respons pengunjung lainnya, contohnya: produk ajaib cepat kaya bohong. Jika pernah ada yang melaporkan produk tersebut bohong, di mesin pencari akan menampilkan pembicaraan soal pro dan kontra produk tersebut.
Tak semuanya sama
Sudah pasti, tak semua iklan online menyesatkan. Banyak yang jujur dan banyak pula yang sukses dengan cara pemasaran lewat berbagai fasilitas iklan gratis. Tak hanya iklan baris gratis, forum-forum di banyak website juga bisa jadi ajang untuk memasarkan produk.
Di www.kaskus.us misalnya forum yang memiliki banyak ragam minat ini sering digunakan untuk jualan. Mulai dari jualan buku, komik, sepeda, sepeda motor, mobil, website, hingga pernak-pernik yang tak terbayangkan sebelumnya.
Forum yang baik akan memberi peringatan kepada pengunjung untuk berhati-hati terhadap kemungkinan penjual yang akan bohong atau curang. Jika ada iklan-iklan aneh yang tak jelas produk yang dijualnya, anggota lain yang nongkrongin forum itu pasti akan teriak dan memberi peringatan kepada pengiklan.
Itulah kekuatan forum atau komunitas dibandingkan dengan iklan baris. Hingga kini sulit menemukan iklan baris gratis yang benar-benar diverifikasi oleh pemilik website atau oleh pengunjung lain.
***
Tips
Tips Pengiklan
1. Jika produk Anda benar-benar ada dan tidak mengandung kebohongan, gunakan bahasa yang logis, tidak berlebihan.
2. Jika Anda punya ”website” atau ”blog” untuk jualan dan ingin mencari ”website” untuk iklan gratis, mudah saja mencarinya, manfaatkan mesin pencari, misalnya Google.com, dengan cara memasukkan kata kunci yang relevan, contohnya: ”iklan baris gratis” atau ”iklan ’website’ gratis”.
3. Makin banyak dan makin sering memasang iklan, makin tinggi posisi ”website” Anda di mata mesin pencari. Di situs tertentu Anda bisa memasang iklan tiap hari untuk menaikkan tingkat keterbacaan iklan. Memasang iklan lebih dari satu kali dalam sehari bisa berpotensi akun Anda dibekukan oleh pemilik ”website”.
Tips Pembaca Iklan
1. Jangan mudah percaya dengan iklan bombastis yang menjanjikan melipatgandakan uang dengan tanpa kerja keras. Ingat: internet itu bukan sulap.
2. Jika ragu-ragu terhadap sebuah produk, coba cek produk tersebut di mesin pencari. Jika produk tersebut sudah lama dikenal, cari tahu ”review” atau ulasan produk tersebut, misalnya dengan mengetikkan: ”nama produk ’review’” di mesin pencari.
3. Jika Anda menemukan sebuah ”website” yang menawarkan produk tertentu yang menjanjikan banyak potensi, Anda bisa memverifikasi ”website” tersebut untuk mengetahui siapa pemiliknya, kapan nama domain ”website” tersebut ada (diorder), dan di mana ”hosting” diletakkan. Domain itu nama ”website”, seperti www.kompas.com, sedangkan hosting itu tempat meletakkan file-file ”website” itu. Untuk memverifikasi kepemilikan ”website” bisa menggunakan ”whois lookup”, seperti www.whois.net atau www.who.is. Jika Anda menganggap ada keganjilan dari data ”whois” itu, tinggalkan saja ”website” seperti itu. Untuk user yang sudah ahli, bisa memanfaatkan berbagai ”tools” yang diberikan gratis di internet untuk melacak lokasi ”hosting” yang bersangkutan.
4. Jika Anda telanjur membeli sebuah produk tertentu. tapi ternyata tertipu atau merasa tak sesuai dengan harapan, tulislah pengalaman Anda di berbagai forum di internet untuk menghindari pembeli lainnya tertipu. Hanya dengan cara itu kita bisa menghukum para pengiklan yang tidak mengindahkan etika.
---
ref: http://www.micronics.info http://www.java-cafe.net http://www.apwkomitel.org
- - Take Better Public Transportation - -
14 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar