APAKAH Anda sering dilanda “demam panggung” saat presentasi? Takut tak bisa berbicara atau malah khawatir terlalu banyak bicara? Tenang saja. Ada banyak strategi untuk mengatasinya.
Satu hal yang juga sering dikhawatirkan presenter atau pembawa presentasi ialah takut peserta presentasi bosan dengan materi yang disampaikan. Hal ini memang sering terjadi saat presenter terlalu bersemangat menyampaikan apa yang diketahuinya kepada peserta. Padahal, seharusnya presenter mengubah paradigmanya yang fokus pada diri sendiri menjadi fokus pada pendengar atau peserta presentasi.
Cobalah ubah paradigma “apa yang ingin saya sampaikan” dengan “apa yang dibutuhkan pendengar dan apa yang ingin mereka ketahui”. Dengan memfokuskan diri pada kebutuhan pendengar, presenter bisa sedikit lebih rileks.
Agar bisa lebih fokus saat presentasi. Dana Bristol-Smith, konsultan karier sekaligus pendiri organisasi Speak for Succes, menyarankan agar presenter berpegang pada empat poin. Empat hal tersebut yaitu dengan mengetahui siapa pendengar presentasi, hal apa yang mereka anggap penting, seberapa jauh wawasan mereka tentang topik presentasi yang akan diberikan, dan terakhir, apa yang mereka inginkan atau butuhkan dalam pemaparan presentasi tersebut.
“Cobalah untuk melakukan riset kecil agar bisa mengetahui jawaban dari empat pertanyaan tersebut. Jika presentasi dilakukan dalam rangka training, coba lakukan tes atau bertanya pada seseorang tentang tingkat wawasan peserta tentang topik yang akan dipresentasikan,” sebut Dana, seperti dikutip dari Womensmedia.
Hal lain yang harus diperhatikan saat presentasi ialah, apa tujuan dari presentasi tersebut? Tujuan membuat presenter bisa fokus saat mempresentasikan materinya. Dengan mengatakan pada peserta tujuan dari presentasi tersebut, akan membantu peserta dan presenter untuk memahami setiap materi yang diberikan.
Berikutnya, siapkan struktur materi yang akan disampaikan dengan membuat bagan materi berupa awal, tengah, dan akhir. Dalam ilmu presentasi, hal ini biasa disebut dengan pembuka, isi tubuh, dan penutup. Isi dari bagian pembuka biasanya adalah perkenalan presenter dan mengenalkan topik yang akan disampaikan. Bagian ini juga harus memberikan kilasan informasi tentang apa saja materi yang akan diberikan. Bisa juga dengan menambahkan beberapa data atau kutipan kata dari seorang tokoh yang sesuai dengan topik presentasi untuk mendapatkan perhatian atau ketertarikan dari pendengar.
Di bagian isi, presenter harus memasukkan ide utama dan detail topik presentasi. Sementara di bagian penutup, presenter harus memberikan kesimpulan tentang materi yang sudah disampaikan. Pemberian kesimpulan diperlukan untuk mengingatkan pendengar tentang materi yang sudah diberikan. Jika perlu, tambahkan pula info terkini tentang materi yang sudah dibahas.
Membawakan presentasi
Tentu saja, setelah memahami struktur bagaimana membawakan presentasi, hal yang utama ialah saat menyampaikan presenter tersebut. Terkadang, saat sudah berdiri di depan publik, semua hal yang telah disiapkan bisa hilang seketika.
Untuk mengatasinya, Lee Glickstein, konsultan Speaking Circles International memberikan strategi tiga langkah yang bisa dicoba. Pertama, rasakan bahwa kaki Anda menjejak di tanah. Menurut Lee, hal ini bisa memberikan efek ketenangan bagi presenter. Kedua, bernapas dan pastikan bahwa Anda sadar bernapas. “Saat nervous, kebanyakan orang sering menahan napas, dan hal ini justru akan membuat ia merasa lebih buruk dari sebelumnya,” tutur Lee.
Ketiga, berbicaralah dengan hati. Lee mengingatkan bahwa saat melakukan presentasi, berarti presenter sedang membangun sebuah hubungan dengan pendengarnya. Karena itulah, ia menyarankan agar peserta mau mendengar apa yang dikatakan presenter, preseneter harus bisa memahami pendengar.
“Lihatlah mereka secara personal, individu, bukan sebagai grup. Coba lakukan percakapan dengan salah satu atau beberapa peserta agar suasana lebih cair dan presenter juga lebih santai,” saran Lee.
Tip lainnya yang bisa dilakukan ialah dengan mengurangi kata-kata yang tidak penting seperti gumaman, atau kata-kata lain yang sering diulang-ulang. Sebabnya, mengulangi kata-kata seperti ini akan membuat presenter terlihat kurang persiapan yang ujung-ujungnya akan mengurangi kredibilitas presenter.
Untuk mengurangi atau menghilangkannya, cobalah rekan presentasi Anda dan hitung berapa banyak kata tersebut diulangi. Setelah itu, latihlah agar kata tersebut tak terucap terus saat presentasi.
Selain itu, hati-hati dengan postur dan bahasa tubuh. Berjalanlah dengan langkah yang percaya diri. Perhatikan juga bahasa tubuh Anda. Berdirilah dengan tangan di sisi tubuh Anda, bukan dengan menyilangkan tangan atau memasukkan tangan ke kantong celana. Perhatikan juga gerak tangan Anda agar tidak mengganggu pandangan atau konsentrasi pendengar.
Yang harus diwaspadai ialah jika presentasi dilakukan dengan menggunakan proyektor atau teknologi pendukung lainnya. Bisa saja teknologi tersebut tiba-tiba rusak atau macet di saat Anda benar-benar membutuhkannya. Karena itu, siapkanlah rencana B dengan menggunakan teknologi pengganti atau apa pun yang bisa membuat Anda bisa meneruskan presentasi.
Yang harus diingat ialah, tetaplah tersenyum dan nikmati saat-saat melakukan presentasi. Jadi tetaplah percaya diri dan berbicaralah sesuai wawasan pendengar.
(Koran SI/Koran SI/tty)
- - Take Better Public Transportation - -
14 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar